MAKALAH
ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI,
AKSIOLOGI
FILSAFAT ILMU
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Filsafat dan Logika
Dosen Pengampu : Khoirul Rosyadi, S.S., M.Si., Ph.d
Disusun
oleh :
M. FUJI SUPRAPTO
150521100065
PRODI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
MADURA
BANGKALAN
2015
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang“ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI
FILSAFAT ILMU” untuk
memenuhi tugas mata kuliah pengantar
ilmu filsafat dan logika. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah memberikan sumbangan baik materi maupun idenya.
Dan
harapan kami semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan dan sumber ilmu
bagi para pembaca. Semoga untuk
ke depannya kami
dapat memperbaiki dan
menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik.
Karena
keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami, Sehingga masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Bangkalan, 06 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................
i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I :
PENDAHULUAN...................................................................................
1
1.1
LATAR BELAKANG........................................................................
1
1.2
RUMUSAN
MASALAH.................................................................... 2
1.3
TUJUAN..............................................................................................
2
BAB II : KAJIAN TEORI ONTOLOGI,
EPISTIMOLOGI
DAN AKSIOLOGI FILSAFAT ILMU........................................................................ 3
2.1
ONTOLOGI......................................................................................... 3
A.
PENGERTIAN ONTOLOGI......................................................
3
B.
ALIRAN-ALIRAN ONTOLOGI………….................................4
2.2
EPISTIMOLOGI................................................................................
4
A.
PENGERTIAN EPISTIMOLOGI..............................................
4
B.
KEBENARAN PENGETAHUAN............................................... 4
2.3
AKSIOLOGI.......................................................................................
5
A.
PENGERTIAN AKSIOLOGI.....................................................
5
B.
NILAI
DALAM
AKSIOLOGI…................................................
6
BAB III :
PENUTUP............................................................................................ 7
3.1 KESIMPULAN................................................................................... 7
3.2 KRITIK DAN
SARAN....................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Filsafat ilmu
adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang
ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang
termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu
berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti, apa dan bagaimana
suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep
tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta
memanfaatkan alam melalui teknologi, cara menentukan validitas dari sebuah informasi, formulasi dan
penggunaan metode ilmiah, macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan
kesimpulan, serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok
atau bagian yaitu, epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana
kita memperoleh pengetahuan, ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang
hakikat segala sesuatu yang melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori
nilai yang membahas tentang guna pengetahuan. Mempelajari ketiga cabang
tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu luas ruang
lingkup dan pembahasannya.
Ketiga teori di atas sebenarnya
sama-sama membahas tentang hakikat,hanya saja berangkat dari hal yang berbeda
dan tujuan yang beda pula.Epistemologi sebagai teori pengetahuan membahas
tentang bagaimana mendapat pengetahuan,bagaimana kita bisa tahu dan dapat
membedakan dengan yang lain.Ontologi membahas tentang apa objek yang kita
kaji,bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir.Sedangkan
aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita akan
pengetahuan di atas,klasifikasi,tujuan dan perkembangannya.
1.2 Rumusan
Masalah
a.
Apa
pengertian Ontologi dan aliran-alirannya?
b.
Apa
pengertian Epistimologi dan kebenaran pengetahuan?
c.
Apa
pengertian Aksiologi dan nilainya?
1.3 Tujuan
a.
Untuk menjelaskan
pengertian ontologi dan macam-macam alirannya.
b.
Untuk
menguraikan pengertian ontologi dan kebenaran
pengetahuan..
c. Untuk menerangkan pengertian aksiologi dan nilai dalam aksiologi.
BAB II
KAJIAN TEORI
TENTANG EPISTEMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI FILSAFAT ILMU
2.1 Ontologi
A. Pengertian Ontologi
Ontologi dalam bahasa inggris”ontology” berakar dari bahasa Yunani “on”
berarti ada, dan “ontos” berarti keberadaan.
Sedangkan
“logos” berarti pemikiran (Lorenz Bagus:2000). Jadi, ontologi adalah pemikiran
mengenai yang ada dan keberadaannya.
Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani
yaitu, On atau Ontos= ada, dan logos =ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang
yang ada. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat
yang ada, yang merupakan ultimate reality
baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.
Teori ontologi pertama diperkenalkan oleh Rudolf
Goclenius pada tahun 1939 M. untuk memahami teori tentang hakikat yang ada yang
bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolff (1679-1954) membagi
metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika
umum yang dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontology.
Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah
cabang filsafat yang membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam dari
segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus masih dibagi lagi menjadi
kosmologi, psikologi, dan teologi.
Kosmologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang
alam semesta. Psikologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang jiwa
manusia. Teologi adalah cabang filsafat yang membicarakan Tuhan.
B.
Aliran-aliran Ontologi
1. Dualisme aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri
dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat
ruhani, benda dan ruh, jasad, dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh
bukan muncul dari benda. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu
masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi
2. Pluralisme paham ini berpandangan bahwa segenap macam
bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui
bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
3. Agnotisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan
manusia mengetahui hakikat benda baik materi ataupun ruhani.
2.2
Epistimologi
B.
Pengertian Epistimologi
Secara etimologis istilah “epistemology” merupakan gabungan kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan, sedangkan logos berarti pengetahuan sistematik atau ilmu. Dengan demikian,
epistimologi dapat diartikan sebagai suatu pemikiran mendasar dan sistematik
mengenai pengetahuan. Ia merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan,
metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu, epistimologi juga disebut sebagai “teori pengetahuan”.
B. Kebenaran
Pengetahuan
Seseorang yang memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
indra akan berbeda cara pembuktiannya dengan seseorang yang bertumpu pada akal
atau rasio, intuisi, otoritas, keyakinan dan wahyu. Beberapa teori yang
menjelaskan tentang kebenaran adalah sebagai berikut:
a.
Teori
Koresponden menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar itu adalah
kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta yang ada.
b.
Teori
Konsistensi menurut teori ini, kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara
putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, tetapi atas
hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Dengan kata lain bahwa kebenaran
ditegaskan atas hubungan antara yang baru itu dengan putusan lainnya yang telah
kita ketahui dan kita akui benarnya terlebih dahulu.
c.
Teori
Prakmatis maksud teori ini adalah bahwa benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil,
atau teori semata-mata bergantung kepada aspek manfaat tidaknya ucapan, dalil,
atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.
Berdasarkan tiga teori tersebut dapat
disimpulkan bahwa kebenaran adalah kesesuaian arti dengan fakta yang ada dengan
putusan-putusan lain yang telah diakui kebenarannya dan tergantung kepada aspek
manfaat tidaknya teori tersebut bagi kehidupan manusia.
2.3 Aksiologi
A. Pengertian Aksiologi
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari
kata Yunani yaitu: axios yang berarti
sesuai atau wajar sedangkan logos
berarti ilmu. Aksiologi disebut juga dengan teori nilai dan membicarakan
tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan
ilmu tersebut.
Objek kajian aksiologi adalah menyangkut
masalah nilai kegunaan ilmu karena ilmu dalam kontek filsafat tidak bebas
nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu, ilmu harus disesuaikan dengan
nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu
tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya, justru menimbulkan bencana.
Secara historis, istilah yang lebih umum dipakai adalah
etika (ethic) atau moral (moral). Tetapi sekarang ini, istilah axios (nilai) dan logos (teori) lebih sering dipakai dalam dialog filosofis. Jadi
aksiologi bisa disebut sebagai the theory
of value atau teori nilai. Bagian dari filsafat yang menaruh perhatian
tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta tentang cara dan tujuan.
B. Nilai
dalam aksiologi
Dalam
aksiologi, ada dua komponen mendasar yakni etika (moralitas) dan estetika
(keindahan).
Etika adalah cabang filsafat aksiologi
yang membahas tentang
masalah-masalah moral. Kajian
etika lebih fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat yang berlaku pada
komunitas tertentu. Etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan
larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari
etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang
ia lakukan.
Dalam etika,
nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya
adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggung jawab, baik tanggung jawab
terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap tuhan sebagai sang
pencipta.
Dalam
perkembangan sejarah etika, ada empat teori etika sebagai sistem filsafat moral
yaitu, hedonisme, eudemonisme, utiliterisme,
dan deontologi. Hedonisme adalah pandangan moral yang menyamakan baik menurut
pandangan moral dengan kesenangan. Eudemonisme
menegaskan setiap kegiatan manusia diorientasikan untuk mengejar tujuan. Dan
tujuan manusia itu sendiri adalah kebahagiaan. Utilitarisme yang berpendapat bahwa tujuan hokum adalah memajukan
kepentingan para warga negara dan bukan memaksakan perintah-perintah ilahi atau
melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati. Deontologi adalah pemikiran tentang moral dalam bentuk suatu
kehendak manusia.
Estetika merupakan bidang studi
manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti
bahwa di dalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara
tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang menyeluruh.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk
jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak. Ada beberapa aliran ontologi
seperti: Dualisme, Pluralisme dan Agnotisme.
Secara
etimologis istilah “epistemology”
merupakan gabungan kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme
artinya pengetahuan, sedangkan logos
berarti pengetahuan sistematik atau ilmu. Dengan demikian, epistimologi dapat
diartikan sebagai suatu pemikiran mendasar dan sistematik mengenai pengetahuan.
Aksiologi
adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti sesuai atau wajar sedangkan logos berarti ilmu. Aksiologi disebut juga dengan teori nilai dan
membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia
menggunakan ilmu tersebut.
3.2 Kritik
dan Saran
Demikian makalah yang kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
di sampaikan, mohon sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan
mohon dapat memaafkan Sdan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Junitarohma.blogspot.com/2013/09/makalah-ontologi-filsafat-ilmu_6181.html?m=1
Tim
Sunan Ampel. 2013. Pengantar Filsafat. Surabaya UIN Sunan Aampel.