Sabtu, 04 Maret 2017

Makalah Morfologi Kota Padang Sumatra Barat (Sosiologi Perkotaan)

MORFOLOGI KOTA PADANG
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Perkotaan
Description: Description: Description: D:\Elvain's Data\20150802082300.jpg
                                                      Disusun Oleh :
1.      M. Fuji Suprapto                           150521100065
2.      Mar’atus Sholikhah                       150521100069
3.      Muhammad Reza                          150521100047
4.      Fathul Adhan                                150521100068
5.      Arlisah                                           150521100070
6.      M. Wasil Hefdi                             150521100072


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2016



KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadiratn-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “MORFOLOGI KOTA PADANG” guna memenuhi tugas mata kuliah sosiologi perkotaan. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk  kedepannya semoga kami bisa memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

            Bangkalan,  08 September 2016



    penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
            1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
            1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 2
            1.3 TUJUAN PENULISAN ......................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
            2.1 SEJARAH KOTA PADANG ................................................................ 3
            2.2 PERKAMBANGAN MORFOLOGI KOTA PADANG ...................... 5
            2.3 KARAKTERISTIK KOTA PADANG ................................................. 5
            2.4 FAKTOR PEMBENTUK KOTA PADANG ........................................ 10
 BAB III : PENUTUP ............................................................................................. 13
             3.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 13
             3.2 SARAN ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA  ........................................................................................... 14


  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Morfologi terdiri dari dua suku kata yaitu morf yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu secara sederhana morfologi kota adalah ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kota secara logis. Morfologi merupakan pendekatan dalam memahami bentuk logis sebuah kota sebagai produk perubahan sosio-spatial. Disebabkan karena setiap karakteristik sosial-spatial disetiap tempat berbeda-beda maka istilah morfologi sangat erat kaitannya dengan istilah tipologi. Bentuk morfologi pada suatu kawasan tercermin pada pola tata ruang bentuk arsitektur bangunan dan elemen-elemen fisik kota lainnya pada seleruhan konteks perkembangan kota. Setelah itu terjadilah aktivitas sosial, ekonomi, budaya, politik dalam masyarakat sehingga, membawa implikasi perubahan pada karakter dan bentuk morfologi kawasan kota. Waktu juga mempengaruhi perkembangan khusus pada aspek yang berhubungan langsung dengan penggunan lahan perkotaan maupun lahan pedesaan.
Kota padang atau sering disebut tanah minang merupakan salah satu kota yang mempunyai ciri khas mengedepankan matrilinial. Kota ini merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia. Padang memiliki wilayah seluas 694,96 km² dengan kondisi geografi berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853 mdpl. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Padang tahun 2014, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.000.096 jiwa.
      Untuk memenuhi tugas matakuliah sosiologi perkotaan dengan judul morfologi kota padang. Kami berharap dapat mengalih lebih dalam tentang apa itu morfologi lebih khususnya morfologi kota padang.






1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sejarah kota Padang ?
2.      Bagaimana perkembangan morfologi kota Padang ?
3.      Bagaimana karakteristik kota Padang ?
4.      Bagaimana  aspek atau faktor yang mempengaruhi bentuk kota Padang ?

1.3 Tujuan

1.      Mengetahui sejarah kota Padang
2.      Mengetahui perkembangan morfologi kota Padang
3.      Mengetahui karakteristik kota Padang
4.      Mengetahui aspek atau faktor yang mempengaruhi bentuk kota Padang




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kota Padang
2.1.1 Masa Awal (sebelum abad 17)

            Kota padang merupakan kota yang memiliki tanah lapang yang sangat besar sehingga, dinamakan Padang. Pada abad ke-14 (1340-1375) Padang merupakan bagian dari kerajaan pagaruyung yang dipimpin oleh Aditya Warman terdapat di Minangkabau. Pada masa itu wilayah Padang hanya dikenal sebagai kampung nelayan. Yakni kampung Batung dan diperintah oleh penghulu 8 suku dengan sistem pemerintahan nagari.
Sekitar abad ke-15 dan 16 kerajaan Aceh dibawah pemerintahan Iskandar Muda meluaskan wilayah kekuasaan dan perdagangannya sampai ke pesisir wilayah pantai barat. Minangkabau seperti Tiku, Pariyaman, dan Indrapura. Hingga pada akhir abad ke-17 kerajaan ini masuk ke dalam daerah kekuasaan kesultanan Aceh.

2.1.2 Masa Kolonial (abad 17 sampai 19)
           
            Bangsa asing yang mengunjungi Padang pertama kali adalah Inggris di tahun 1964. Namun Padang mulai berkembang dibawah kekusaan Belanda dengan VOC sebagai alat. Runtuhnya kerajaaan pagaruyung ditandai dengan penandatanganan perjanjian antara kaum adat dengan pihak Belanda sebagai dampak dari perang Padri.
            VOC merupakan politik devide at impera (pecah belah) dalam perluasan perdagangan dan kekuasaan akibatnya timbul ketegangan masyarakat di kota-kota pesisir pantai Sumatra. Kerajaan Aceh dipropaganda oleh VOC seolah akan menguasai Padang. VOC berdalih membantu masyarakat menghadapi Aceh
            VOC menyadari dan melihat Padang sangat strategis dan dijadikan pusat perdagangan dan pemerintahan. Pulau Cingpua dan Batang Arau lebih baik dijadikan sebagai daerah pelabuhan. Melalui penghulu terkemuka Padang yang bernama orang kayo kaclak, VOC dapat izin mendirikan loji pertama pada tahun 1667 di kota Padang.
            Inilah titik awal Padang tumbuh sebagai kota tidak cuma sebagai pelabuhan tetapi sebagai pusat perdagangan. Gudang-gudang besar mulai dibangun untuk tempat pengumpulan barang. Pelabuhan muara begitu sibuk melayani arus perdagangan sehingga wilayah ini tumbuh menjadi pusat pemukiman.
            Belanda tidak saja meluaskan perdagangannya melalui VOC, tetapi mulai dapat memerintah masyarakat. Dari Muara padang ini pusat pemerintahan dan perdagangan Belanda digerakkan ke seluruh pelosok Sumatra bagian tengah.
            Kondisi ini menimbulkan ketidakpuasan dikalangan rakyat. Rakyat merasakan bahwa Belanda tidak lagi berdagang, tetapi sudah menjajah. Rakyat mulai melakukan perlawanan. Puncaknya terjadi pada tanggal 7 Agustus tahun 1669 di mana masyarakat Pauh dan Koto Tengah berhasil menguasai bangunan Belanda di Muara serta banyaknya orang Belanda yang dibunuh. Peristiwa ini kemudian diabadikan sebagai tahun kelahiran Kota Padang, setiap tahunnya diperingati sebagai hari jadi Kota Padang.

2.1.3 Awal Kemerdekaan (abad ke-19 sampai sekarang)

            Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Mr. Abubakar Jaar diangkat sebagai walikota pertama kota Padang dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
            SK Gubernur Sumatra Tengah No. 65/GP50 tanggal 19 Agustus 1950 menetapkan pemerintah kota Padang sebagai daerah otonom. Sementara menunggu penetapannya sesuai dengan undang-undang tahun 1948. Saat itu kota Padang diperluas, kewedanan Padang dihapus dan urusannya pindah ke walikota Padang. SK Gubernur Sumatra Barat No. 1/G/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 secara de facto menetapkan kota Padang sebagai ibu kota provinsi sumatra Barat secara de jure Padang menjadi ibukota sumatra barat yang ditandai dengan keluarnya UU No. 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah dengan kota madya Padang dijadikan daerah otonom dan wilayah administratif yang dikepalai oleh seorang walikota. Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 km², yang terdiri dari 3 kecamatan dan 13 kampung, yaitu kecamatan Padang Barat, Padang Selatan, Padang Timur.
            Dengan Undang-Undang nomor 5 Tahun 1979 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal 21 Maret 1980 wilayah kota Padang menjadi 694,96 km², yang terdiri dari 11 kecamatan dan 193 kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah sejak tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif kota Padang dibagi dalam 11 kecamatan dan 103 kelurahan. Dengan keluarnya peraturan Daerah kota Padang Nomor16 tahun 2004 tentang pembentukan organisasi kelurahan maka jumlah kelurahan di kota Padang.


2.2 Perkembangan Morfologi  Kota Padang

            Pada masa awal, kota Padang berkembang mengikuti aliran Sungai Batang Arau yang memisahkan antara kawasan permukiman dengan hutan. Sementara perkembangan fisik kota dapat diindikasikan secara kasat mata melalui penggunaan lahan. Pertambahan populasi terus menerus mengakibatkan peningkatan alokasi lahan sebagai kawasan permukiman dan perluasan wilayah perkotaan. Perluasan kota Padang bukan berbentuk lingkaran konsentrik melainkan dalam bentuk memanjang kearah utara.
            Pusat kota juga berpindah dari batang arau ke sebelah utaranya, hal ini terjadi karena beberapa perusahaan jasa dan pemerintah lebih suka berada di tengah-tengah konsumen mereka. Saat perpindahan terjadi beberapa kegiatan yang berada di pusat kota lama suka ikut berindah ke utara, hal tersebut terjadi karena aktivitas pendukug fasilitas juga berpindah ke arah utara. Hal ini dikarenakan sebelah barat dan selatan kota Padang dibatasi oleh gunung Padang dan Samudra Hindia. Oleh sebab itu, perluasan ke arah utara dan mendekati timur adalah perluasan yang memungkinkan.
            Pada masa kolonial berpedoman benteng VOC sebagai pusat kota dikala itu sehingga sampai saat masih dapat dijumpai benteng VOC sebagai titik nol. Perubahan spasial kota Padang sebelum abad ke 20 merupakan kombinasi dialektik antara penetrasi kolonial dan resistensi pribumi. Ekspresi keruangan morfolologi kota didominasi oleh sistem kota pertahanan, kanal-kanal, pemukiman multi etnik dan pola sirkulasi organik. Pada abad ke 20 perubahan lebih banyak didorong oleh intervensi perencanaan pemerintah Hindia Belanda untuk mengisi pola dan struktur kota serta mengatur fungsi utama kota yang telah ada. Sehinggga ekspresi keruangan morfologi Kota Padang sekarang ini masih banyak dipengaruhi perkembangan masalahnya.

2.3 Karakteristik kota padang

            Kota Padang adalah ibu kota dari provinsi Sumatra Barat yang memiliki luas 694,96 km2 dimana lebih dari 60% dari luar keseluruhan yaitu ± 434,63 km2 merupakan daerah perbukitan yanng ditutupi hutan lindung dengan ketinggian mencapai 1.853 mdpl sedangkan selebihnya merupkan daeerah efektif perkotaan. Kota Padang dihuni oleh 871.534 jiwa yang didominasi oleh Etnis Minangkabau dan mayoritas masyarakatnya beragama islam (DAK,2012) 
            Karakteristik ruang perkotaan kota padang adalah letaknya yang menghadap Samudra Hindia dan dikelilingi oleh jajaran pegunungan bukit barisan sedangkan untuk perkembangan kawasan urban di Padang bergerak ke arah Utara dan Timur dari kawasan kota tua di muara sungai Batang Arau. Sejak tahun 1995, pemerintahannya telah mulai mengembangkan konsep bidang kota dan ruang terbuka hijau yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman dan indah, sekaligus sebagai salah satu sarana rekreasi terutama bagi warga kotanya.
            Kota Padang juga merupakan pusat perekonomian denngan jumlah pendapatan perkapita tertinggi di Sumatra Barat. Kota Padang memiliki sebuah kota lama yang berada tak jauh dari Benteng dan gudang-gudang kompeni belanda dan pemukiman saudagar India dan Cina.
            Sedangkan pada jalan Batang Arau, yang dulunya merupakan jalan Promenade dan jalan pelabuhan sebelum terbukanya pelabuhan Teluk Bayur (1892) jalan ini merupakan tempat penyandar kapal layar kecil yang akan mengantarkan muatan ke kapal Samudra yang berlabuh di belakang pulau Pisang Gadang. Dan sampai sekarang kebanyakan gedung-gedung ini masih digunakan sebagai gudang.
            Gedung zaman Belanda lainnya dapat ditemui disepannjang jalan Batang Arau ke arah muara. Mayoritas gedung-gedung tersebut dulunnya merupakan kantor dan gudang perusahaan Eropa, gedung pemerintah kolonial, gedung bank dan perkantoran lain.
              Pada tahun 1833 suatu pasukan klingaleezen dan sipahis datang ke Padang untuk mengerjakan suatu kebun. Berlawanan dengan orang-orang Cina, imigran-imigran dari India ini telah beradaptasi baik dengan adat istiadat tetangga mereka yaitu orang melayu dan Minangkabau. Dapat dilihat dari hampir semua upacara pernikahan yang dilakukan orang India pada masa kini mengikuti pola adat Minangkabau yang bersifat matrilinial, sedangkan dalam organisasi sosial masiih banyak tatanan bilateral yang dibawa dari India untuk dipertahankan.
            Kota Padang terkenal dengan rumah Gadang (rumah adat) sebagai identitas dan kebanggaan namun sekarang banyak rumah Gadang yang dibiarkan lapuh dan tak terurus. Saat ini rumah Gadang yang masih terawat dan berdiri megahpun jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Kontras dengan sejarahnya rumah Gadang berdiri megah hampir disetiap sudut perkampungan.
a.      Karakteristik Agama
Mayoritas penduduk Kota Padang memeluk agama Islam. Kebanyakan pemeluknya adalah orang Minangkabau. Agama lain yang dianut di kota ini adalah Kristen, Buddha, dan Khonghucu, yang kebanyakan dianut oleh penduduk bukan dari suku Minangkabau. Beragam tempat peribadatan juga dijumpai di kota ini. Selain didominasi oleh masjid, gereja dan klenteng juga terdapat di Kota Padang. Masjid Raya Ganting merupakan masjid tertua di kota ini, yang dibangun sekitar tahun 1700. Sebelumnya masjid ini berada di kaki Gunung Padang sebelum dipindahkan ke lokasi sekarang. Beberapa tokoh nasional pernah salat di masjid ini di antaranya Soekarno, Hatta, Hamengkubuwana IX dan A.H. Nasution. Bahkan Soekarno sempat memberikan pidato di masjid ini. Masjid ini juga pernah menjadi tempat embarkasi haji melalui pelabuhan Emmahaven (sekarang Teluk Bayur) waktu itu, sebelum dipindahkan ke Asrama Haji Tabing sekarang ini.Gereja Katholik dengan arsitektur Belanda telah berdiri sejak tahun 1933 di kota ini, walaupun French Jesuits telah mulai melayani umatnya sejak dari tahun 1834, seiring bertambahnya populasi orang Eropa waktu itu.Dalam rangka mendorong kegairahan penghayatan kehidupan beragama terutama bagi para penganut agama Islam pada tahun 1983 untuk pertama kalinya di kota ini diselenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional yang ke-13.
b.      Karakteristik Perekonomian
 Kota Padang sebagai kota pelabuhan sejak abad ke-19 telah mengalami pertumbuhan ekonomi cepat yang didorong oleh tingginya permintaan kopi dari Amerika. Akibatnya pada tahun 1864 telah berdiri salah satu cabang Javaansche Bank yakni bank yang bertanggung jawab terhadap mata uang di Hindia Belanda serta telah mengikuti standar selaras dengan yang ada di negara Belanda. Seiring itu pada 1879 juga telah muncul bank simpan pinjam. Hal ini mencerminkan tingginya tingkat peredaran uang di kota ini.
Kota ini menempatkan sektor industri, perdagangan dan jasa menjadi andalan dibandingkan dengan sektor pertanian dalam mendorong perekonomian masyarakatnya. Hal ini terjadi karena transformasi ekonomi kota cenderung mengubah lahan pertanian menjadi kawasan industri. Walaupun di sisi lain industri pengolahan di kota ini telah memberikan kesempatan lapangan pekerjaan yang cukup berarti.
Di kota ini terdapat sebuah pabrik semen yang bernama PT Semen Padang dan telah beroperasi sejak didirikan pada tahun 1910. Pabrik semen ini berlokasi di Indarung dan merupakan pabrik semen yang pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi 5.240.000 ton per tahun. Hampir 63% dari produksiny (baik dalam bentuk kemasan zak maupun curah) didistribusikan melalui laut dengan memanfaatkan pelabuhan Teluk Bayur. Selepas reformasi politik dan ekonomi, masyarakat Minang umumnya menuntut pemerintah pusat untuk melaksanakan spin off (pemisahan) PT Semen Padang dari induknya PT Semen Gresik, yang mana sejak tahun 1995 telah di merger (penggabungan) secara paksa oleh pemerintah pusat, walau tuntutan akuisisi PT Semen Padang menjadi perusahaan yang mandiri lepas dari PT Semen Gresik telah dikabulkan Pengadilan Negeri Padang, namun penyelesaian persoalan tersebut masih belum jelas sampai sekarang. Apalagi ditengarai terjadi kemerosotan kinerja perusahaan sejak penggabungan tersebut. Hal ini karena pemerintah pusat masih menganggap restrukturisasi beberapa BUMN melalui pembentukan holding terhadap beberapa BUMN yang memiliki keterkaitan atau kesamaan usaha merupakan penyelesaian terbaik untuk membangun keunggulan daya saing BUMN tersebut agar lebih menjamin perolehan laba di atas rata-rata perusahaan pesaing lainnya. Pusat perdagangan di Kota Padang adalah Pasar Raya Padang yang dibangun pada zaman kolonial Belanda oleh seorang kapiten Cina bernama Lie Saay. Dalam perkembangannya, pasar tradisional ini pernah menjadi sentra perdagangan bagi masyarakat di Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Bengkulu pada era 1980-an. Selain itu, aktivitas perniagaan di Padang juga didukung oleh 16 pasar satelit yang tersebar di seluruh pelosok kota, sembilan di antaranya dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang yaitu Pasar Alai, Pasar Bandar Buat, Pasar Belimbing, Pasar Bungus, Pasar Lubuk Buaya, Pasar Simpang Haru, Pasar Siteba, Pasar Tanah Kongsi, dan Pasar Ulak Karang.
Tidak seperti kebanyakan kota besar di Indonesia, pertumbuhan pusat perbelanjaan modern di Kota Padang terbilang cukup lamban. Pada tahun 1990-an terdapat setidaknya lima permohonan izin pendirian mal di Kota Padang yang ditolak oleh Zuiyen Rais, walikota Padang saat itu, karena mengambil lokasi di pusat kota. Pusat perbelanjaan modern yang beroperasi saat ini di Kota Padang di antaranya yaitu Plaza Andalas, Basko Grand Mall, Rocky Plaza, dan SPR Plaza.
Perekonomian Kota Padang juga ditopang oleh sektor pariwisata dan industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition atau Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran). Hal ini didukung oleh keberadaan sederet hotel dan gedung pertemuan di kota ini. Hingga saat ini Kota Padang telah memiliki puluhan hotel berbintang, termasuk di antaranya satu hotel bintang 5 dan delapan hotel bintang 4. Minangkabau International Convention Center (MICC) yang saat ini dalam tahap konstruksi akan menjadi gedung pertemuan terbesar di Kota Padang.
c.       Karakteristik Pendidikan
Kota Padang sejak dari zaman kolonial Belanda telah menjadi pusat pendidikan di Sumatera Barat. Tercatat pada tahun 1864, jumlah pelajar yang terdaftar di sekolah yang ada di kota ini sebanyak 237 orang. Untuk memberikan pelayanan dan kemudahan bagi siswa dan orang tua murid, pemerintah kota bekerja sama dengan UNP dan Telkom sejak 1 Juli 2010 kembali menyelenggarakan Penerimaan Siswa Baru (PSB) Online untuk sekolah negeri jenjang SMP dan SMA, dengan perbaikan pola dan sistem dibandingkan tahun sebelumnya. Sistem yang telah diterapkan sejak tahun 2006 ini,akan memotivasi sekaligus memudahkan seluruh siswa yang akan melanjutkan pendidikannya di masing-masing tingkatan pendidikan. Mereka dapat memilih sekolah favoritnya berdasarkan rangking nilai yang mereka dapat dan diketahui secara langsung dan transparan.
Kota Padang memiliki puluhan perguruan tinggi, enam di antaranya merupakan perguruan tinggi milik pemerintah. Universitas Andalas (Unand) yang belokasi di Limau Manis diresmikan oleh Wakil Presiden pertama Mohammad Hatta pada tahun 1955 sebagai universitas tertua di luar Jawa. Pada tahun 2014, Unand menjadi satu-satunya kampus di Sumatera yang mendapatkan peringkat A untuk akreditasi perguruan tinggi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Perguruan tinggi negeri lainnya yang ada di Kota Padang yakni Universitas Negeri Padang di Air Tawar, Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol di Lubuk Lintah, Politeknik Negeri Padang di Limau Manis, Politeknik Kesehatan Padang di Siteba, dan Akademi Teknologi Industri Padang di Tabing. Beberapa perguruan tinggi swasta juga berada di kota ini, seperti Universitas Bung Hatta, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas Ekasakti, Universitas Tamansiswa, Universitas Putra Indonesia, Universitas Baiturrahmah, dan Institut Teknologi Padang.
Perpustakaan Daerah Sumatera Barat terletak di Kota Padang termasuk salah satu perpustakaan terbaik di Indonesia, dengan jumlah koleksi yang mencapai 30.000 judul, termasuk fasilitas dan pengelolaan yang maksimum, serta jumlah pengunjung pustaka yang tinggi. Setelah gempa bumi kegiatan Perpustakaan Daerah Sumatera Barat sejak 1 Februari 2010 untuk sementara dipindahkan ke Tabing, menunggu pembangunan gedung baru yang sebelumnya mengalami kerusakan parah.dan sekarang telah kembali ke lokasi semula yang berada di Jln.Diponegoro, No.4.

2.4 Faktor Pembentuk Kota Padang
            Terbentuknya sebuah kota dapat dikemukakan sebagai berikut ini

2.4.1        Faktor Topografi

Faktor lingkungan (environment factor) merupakan salahsatu faktor distribusi penduduk karena berkaitan erat dengan aktivitas keseharian penduduk. Topografi yang datar akan memudahkan penduduk dalam beraktivitas, sebaliknya kondisi topografi yang berbukit-bukit akan mempersulit gerak penduduk karena membutuhkkan tenaga.
            Kota padang memiliki topografi beragam, daerah dengan topografi datar yang terdapat pada sebagian besar Utara Kota Padang yang pembangunan perumahan. Hasil interpretasi citra menunjukkan bahwa perubahan bentuk penggunaan lahan yang menajdi pemukiman paling besar terdapat di daerah bagian Utara dengan kelas lereng datar 0-2%. Perubahan penggunaan lahan yang sama juga terlihat dibagian Timur Kota Padang dengan kondisi topografi agak sedikit bergelombang berkkisar antara 2-20% kemiringannya. Artinya kondisi ini menunjukkan bahwa kecenderungan (trend) perkembangan kota padang tahun 1998 – 2008 mengarah ke daerah dengan kondisi topografi yang relatif datar.
            Kondisi topografi juga menentukan apakah suatu daerah beresiko banjir jika diperuntukan sebagai tempat pemukiman peduduk, kecuali jika melibatkan teknologi untuk mengatasi hambatan tersebut. Salah satu upaya pemerintah Kota Padang untuk mengatasi banjir adalah dengan meningkatkan kondisi drainase kota. Lebih ditekankan kepada upaya pengendalian banjir yang rutin setiap tahun (DPU Sumbar, 2000).

2.4.2        Faktor kekuasaan

Pada abad ke 15 – 16 kerajaan Aceh dibawah pemerintahan iskandar muda meluaskan wilayah kekuasaan dan perdagangannya samai ke pesisir pantai barat minagkabau seperti Tiku, pariaman, dan indrapura. Sementara pada akhir abad ke 16 mulai beroprasi perusahaan dagang belanda yang dikenal dengan VOC (Verenigde Ost Indiscehe Company). VOC menerapkan politik devide at impera (pecah belah) dalam perluasan perdagangan dan kekuasannya sehingga Padang dijadikan kota pelabuhan.
Berdasarkan observasi dan dokumen rencana tata ruang Kota Padang tahun 2003, beberapa kebijakan pemerintah yang terlihat dalam upaya mengarahkan perkembangan kota seperti perbaikan kualitas jalan dengan melakukan pelebaran dan pengaspalan jalan diwilayah bagian Utara dan Timur kota. Dengan demikian dapat dikatakan perkembangan kota dilihat dari perembetan kenampkan fisik Kota Padang di pengaruhi oleh kebijakan pemerintah terutama dalam pembangunan infra struktur dan sesuai dengan rencana tata ruang yang ada, sehingga pemanfaatan setiap daerah kota dapat lebih optimal dan pegembanggan dapat dilaksanakan sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah.
Faktor kekuasaan juga berpengaruh terhadap kegiatan pengembang yang tidak lain merupakan salah satu pihak yang turut berpengaruh terhadap perkembangan yang terjadi dikota padang. Hal ini terlihat dari pembangunan kompleks perumahan baik perumahan untuk pegawai negeri, perumahan untuk masyarakat umum bahkan berupa realestate yang tesebar dibeberap lokasi dimana terjadi perkembangan fisik kota. Lokasi pembangunannya berada di beberapa kecamatan diantarannya: kecamatan Pau, Kecamatan Puranji, Kecamatan Nanggalo.
Aktivitas developers yang terlihat di Kota Padang melalui pembangunan kompleks perumahan berada di bagian utara dan timur Kota Padang dengan adanya pembangunan kompleks perumahan ini secara tidak langsung akan menarik penduduk untuk menempati kawasan tersebut sehingga mengurangi kepadatan pusat kota. Pembangunan kompleks perumahan dibeberapa lokasi yang mengarah keluar pusat kota oleh developers juga merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan mensukseskan Kota Padang dengan adanya permukiman akan membuat pusat-pusat kegiatan baru lainnya. Hingga saat ini usaha pengembangan kota arah keluar kota melalui pengembangan kompleks kota telah memperlihatkan hasil.

2.4.3 Faktor Pola Jaringan Jalan

Sebagai salah satu elemen pembentuk kota, jaringan jalan mempunyai jaringan yang sangat erat dengan penggunaan lahan, hubungan tersebut dicerminkan dari adanya perkembangan fisik kota dan jaringan jalan bukan hanya sebagai tempat menjalarannya perkembangan kota tetapi juga berpengaruh pada rencana dan fungsi elemen-elemen struktur kota. Perkembangan jaringan jalan di Kota Padang tidak begitu besar pada tahun 1998-2008. Namun perbaikan jalan terus dilakukan terutama untuk bagian timur dan utara kota seperti dijalur Alai Timur, Ampang hingga By pass karena kerapatan jalan lebih tinggi di wilayah timur kota.
Perkembangan Kota Padang cenderung mengikuti jalur-jalur yang telah ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi permukiman cenderung ke tempat-tempat yang memiliki akses yang baik. Dengan simpulan lain bahwa aksebilitas sangat berpengaruh terhadap perkembangan yang terjadi di Kota Padang.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1.      Sejarah Kota Padang terbagi dalam tiga masa, yaitu masa awal (sebelum abad ke-17), masa kolonial (abad 17-abad 19) dan masa awal kemerdekaan (abad 19-sekarang).
2.      Perluasan Kota Padang berbentuk memanjang ke arah Utara. Pada masa awal, Kota Padang berkembang mengikuti aliran sungai Batang Arau. Pada abad ke-20, perubahan spasial lebih banyak didorong oleh intervensi perencanaan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengisi pola dan struktur kota serta mengatur fungsi utama kota yang sudah ada. Sedangkan pada masa setelah kemerdekaan, perkembangan kota cenderung meneruskan bentuk kota yang terfragmentasi, dualistik wajah kota dan didominasi oleh konsep-konsep perencanaan kota yang seragam dan sentralistik. Sehingga ekspresi keruangan morfologi Kota Padang sekarang ini masih banyak dipengaruhi perkembangan masa lalunya.
3.      Karakteristik ruang perkotaan Kota Padang adalah letaknya yang menghadap Samudra Hindia dan dikelilingi oleh jajaran pegunungan bukit barisan. Kota Padang terkenal dengan rumah Gadang (rumah adat) sebagai identitas dan kebangaan.
4.      Mengetahui aspek atau faktor yang mempengaruhi bentuk Kota Padang.

3.2 SARAN

1.      Hendaknya pemerintah tetap mempertahankan bangunan yang menjadi sejarah Kota Padang, sehingga para anak cucu bisa menikmati apa yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu mereka, dan supaya mereka bisa mengambil nilai-nilai yang luhur.
2.      Dengan banyaknya karakteristik masyarakat Kota Padang hendaknya tetap menjaga rasa persatuan dan solidaritas sebagai langkah untuk mewujudkan agar masyarakat Kota Padang tetap damai dan tenggang rasa dalam keberagaman.
           




DAFTAR PUSTAKA

Colombijn, Freek. 2005. Kota lama kota baru: sejarah kota-kota di Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

Colombijn, Freek. 2006. Paco-paco (kota) Padang: Sejarah sebuah kota pada abad ke 20 dan penggunaan ruang kota. Yogjakarta: Ombak.






http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah_kota_padang (diakses pada tanggal 08-09-2016)









Makalah Motif Sosial dan Macam-macamnya

MOTIF SOSIAL
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial
Description: Description: D:\Elvain's Data\20150802082300.jpg
                                                      Disusun Oleh :
1.      M. Fuji Suprapto                           150521100065
2.      Fery M Heryanto                          150521100078
3.      Siti Maria ulfa                               150521100067
4.      Avivatur Rohmah                         150521100043

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2016


KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadiratn-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “MOTIF SOSIAL” guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi sosial. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk  kedepannya semoga kami bisa memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

            Bangkalan, 15 Maret 2016



    penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
            1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
            1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 2
            1.3 TUJUAN PENULISAN ....................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
            2.1 PENGERTIAN MOTIF SOSIAL ....................................................... 3
            2.2 MOTIF SOSIAL DAN MACAM-MACAMNYA ............................. 5
            2.3 BEBERAPA CARA MEMOTIVASI ORANG LAIN ..................... 9
            2.4 PENGARUH MOTIF DALAM PENGAMATAN ........................... 17
 BAB III : PENUTUP ............................................................................................. 19
             3.1 KESIMPULAN .................................................................................... 19
             3.2 SARAN ................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu. Didalam motif terdapat dua aspek perbedaan sesuai dengan jenisnya yakni, motive biogenetis yaitu motif yang berasal dari kebutuhan biologis sebagai makhluk hidup, motive sosiogenetis adalah motif yang timbul dari individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Timbulnya motif ini karena interaksi dengan orang lain.
            Sedangkan motif sosial adalah motif yang timbulnya untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Motif sosial dibagi menjadi dua yaitu motif yang ditentukan oleh keadaan di dalam dalam diri jasmani individu dan motif yang ditentukan oleh hubungan antara individu dan lingkungan. Motif-motif sosial itu memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Motif tidak selalu dapat diaamati dari perilaku, atau dapat dikatakan bahwa perilaku yang nampak tidak selalu menggambarkan motifnya, motif tidak selalu seperti yang nampak, bahkan kadang-kadang motif berlawanan dengan perilaku yang nampak. Ada dua klasifikasi motif yang pertama adalah drive, yang kedua adalah incentives. Drives adalah yang mendorong untuk bertindak drives merupakan proses organic internal disebut drives primer atau drives yang tidak di pelajari. Sedangkan Incentives adalah benda atau situasi (keadaan) yang berbeda di dalam lingkungan sekitar kita yang merangsang tingkah laku. Incentives ini merupakan penyebab individu untuk bertindak.
            Di dalam diri individu untuk meraih keinginannya pasti ada yang memotivasi baik dari internal maupun eksternal. Dengan adanya motivasi itu pastinya setiap diri individu akan lebih giat dan semangat dalam menuju harapannya. Seorang pemimpin harus memberi motivasi terhadap bawahannya. Motivasi terbagi tiga bagian yaitu motivasi dengan kekerasan ini biasa terjadi contohnya dalam Angkatan bersenjata dimana seorang pemimpin akan mengancam para serdadu dengan suatu hukuman, jika mereka tidak atau kurang disiplin. Seperti itulah cara yang digunakan agar mereka disiplin. Motivasi dengan bujukan adalah dengan cara memberikan bujukan atau hadiah, bila orang lain itu mengerjakan sesuatu yang kita perintahkan. Motivasi dengan identifikasi Dalam hal ini mereka berbuat sesuatu dengan suatu rasa percaya diri sendiri bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk mencapat tujuan tertentu, ada keinginan dari dalam diri. Motivasi ibarat api di dalam pikiran seseorang yang terkadang besar membara kadang juga redup, tergantung kondisi mentalnya. Jika seseorang ingin menggapai kesuksesan, motivasi adalah panas api yang harus dijaga jangan sampai padam, karena padamnya motivasi berarti kehilangan bahan bakar untuk menggerakkan mesin tubuh ini untuk menggapai tujuan.
Memberikan motivasi adalah menyalakan kembali api motivasi di dalam diri seseorang supaya kembali bersemangat, memiliki keberanian dan pantang menyerah untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Selain motivasi ada pengamatan yang juga tidak kalah penting. Pengamatan adalah proses penglihatan dengan panca indra.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian motif dan motif sosial ?
b.      Apa saja jenis dan macam-macam motif sosial ?
c.       Bagaimana cara memotivasi orang lain ?
d.      Apa pengaruh motif dalam pengamatan ?

1.3  Tujuan
a.       Untuk menjelaskan pengertian motif dan motif sosial
b.      Untuk mengetahui jenis dan macam-macam motif sosial
c.       Untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi orang lain
d.      Untuk mengetahui pengaruh motif dalam pengamatan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MOTIF SOSIAL

            Motif adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Misalnya, apabila seseorang merasa lapar, itu berarti kita membutuhkan atau menginginkan makanan. Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon atau suatu himpunan respon dengan keadaan dorongan tertentu.

            Ada beberapa definisi tentang motif :

1)      Gerungan (1996)
Motif itu merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri mansia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

2)      Lindzey, Hall dan Thompson (1975)
Motif adalah sesuatu yang menimbulkan tingkah laku.
3)      Atkinson (1958)
Motif sebagai suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan tertentu, tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi ataupun kekuasaan.
            Dari beberapa definisi tersebut dapat kita uraikan definisi motif adalah sebagai berikut:
Motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu.
Definisi motif sosial dari beberapa tokoh adalah sebagai berikut:
1)      Lindgren (1073)
Motif sosial adalah motif yang dipelajari melalui kontak orang lain dan bahwa lingkungan individu memegang peranan yang penting.
2)      Barkowitz (1969)
Motif sosial adalah motif yang mendasari aktivitas individu dalam mereaksi terhadap orang lain.
3)      Max Crimon dan Messick (1976)
Menyatakan bahwa seseorang dikatakan menunjukkan motif sosial, jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya bagi orang lain.
4)      Heckhausen (1980)
Motif sosial adalah motif yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain.
Dari beberapa definisi motif sosial itu kita uraikan sebagai berikut :
Bahwa motif sosial adalah motif yang timbulnya untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya.
Wood Worth dan Marquis membedakan motif atas:
  1. Motif yang tergantung pada keadaan dalam jasmani, ini merupakan kebutuhan organik. Misalnya : Makan, minum dan lain-lain.
  2. Motif yang tergantung hubungan individu dengan lingkungan. Ini dibedakan atas :
a.       Emergency motif atau motif darurat.
Ini adalah motif yang membutuhkan tindakan segera karena keadaan sekitarnya menuntut demikian.
Misalnya : motif untuk melepaskan diri dari bahaya, melindungi matanya dan sebagainya.
b.      Objective motife atau motif obyektif.
Motif yang berhubungan langsung dengan lingkungan baik berupa individu maupun benda.
Misalnya : penghargaan, memiliki mobil, memiliki rumah bagus dan lain-lain.
Kalau disederhanakan pembagian Wood Worth atas motive itu sebagai berikut :
  1. Motive yang ditentukan oleh keadaan di dalam diri jasmani individu.
  2. Motive yang ditentukan oleh hubungan antara individu dan lingkungan (orang dan benda).
Motif timbul karena ada kebutuhan. Sesuai dengan jenis kebutuhannya maka Sherif membedakan motif atas :
  1. Biogenic Motive (motive biogenetis)
Motif yang berasal dari kebutuhan biologis sebagai makhluk yang hidup motif ini berkembang dengan sendirinnya di dalam diri individu.
  1. Sociogenic Motive (motive sosiogenetis)
Motif ini timbul di dalam diri individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Timbulnya motif ini karena interaksi dengan orang lain. Sebab motif sosiogenetis ini bukanlah merupakan motif yang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan tetapi perpaduan antara individu dengan lingkungan.

2.2 MOTIF  SOCIAL DAN MACAM-MACAMNYA
            Motif sosial merupakan alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya seharusnya kita mengetahui apa yang di lakukan?, bagaimana ia melakukan?, dan mengapa ia melakukannya?. Motif manusia memberikan dorongan hasrat,dan tenaga penggerak lainnya  yang berasal dari dalam dirinya, untuk melekukan sesuatu. Motif-motif sosial itu memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Motif tidak selalu dapat diaamati dari perilaku, atau dapat dikatakan bahwa perilaku yang Nampak tidak selalu menggambarkan motifnya, motif tidak selalu seperti yang nampak, bahkan kadang-kadang motif berlawanan dengan perilaku yang nampak.
            Gardner Lindzey, Calvin S. Hall Dan Richard F. Thompson dalam buku Psychology (1975,P.339) mngklasifikasikan motif  ke dalam dua hal yaitu
1.      Drives adalah yang mendorong untuk bertindak drives merupakan proses organic internal disebut drives primer atau drives yang tidak di pelajari. Contoh: lapar,haus.drives yang lain diperoleh melalui belajar misalnya: persaingan. Seperti yang kita lihat sehari-hari banyak motif melibatkan keduanya baik komponen yang dipelajari maupun yang idak di pelajari.
2.      Incentives adalah benda atau situasi (keadaan) yang berbeda di dalam lingkungan sekitar kita yang merangsang tingkah laku. Incentives ini merupakan penyebab individu untuk bertindak.
Macam-macam motif
1)      Motif biogenesis
Di tinjau dari sudut asalnya, motif-motif pada diri manusia itu pernah di golongkan kedalam motif-motif biogenetis dan motif sosiogenetis. Yaitu motif yang berkembang pada diri orang dan bersal dai organismenya sebagi makhluk biologi,  dan motif-motif yang berasal dari lingkungan  kebudayanya
            Motif biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organism orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif ini bercorak universal dan kurang terikat kepada lingkungan kebudayaan tempat manusia itu kebetulan berada dan berkembang. Motif biogenesis ini adalah asli di dalam diri orang ,dan berkembang dengan sendirinya.
2)      Motif soosiogenetis
Merupakan motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif ini tidak berkembang sendirinya mau tidak mau tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Macam-macam motif sosiogenetis banyakk sekali dan berbeda-beda sesuuai dengan perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara berrmacam-maccam corak kebudayaan di duia.
3)      Motif teogenetis
Pada motif sebelumnaya banyak membahas mengenai motif yang ruang lingkupnya dari manusia. Untuk melengkapi kedua otif tersebut ditambah lagi penggolongan ini dengan motif manusia dengan tuhan yangmaha esa yaitu motif-motif yang teogenetis. Motif tersebut berasal dari interaksi antara manusia dengan tuhannya seperti yang nyata dalam ibadah dan dalam kehidupan sehari-hari dimana iia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu. Pada hal terrsebut manusia membutuhkan interaksi dengan tuhan untuk dapat menyadari tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang beragam. Misalnya ialah keinginan untuk mengapdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah pergolongan jenis-jenis motif manusia yang serba ragam itu, ditinjau dari segi asalnya motif-motif,yaitu motif-motif biogenetis,sosiogenetis, dan teogenetis.
Macam-Macam Motif Sosial
1. Motif Tunggal/Motif Bergabung Motif kegiatan-kegiatan kita dapat merupakan motif tunggal atau motif bergabung. Misalnya, mendengarkan Warta Berita RRI mungkin mempunyai motif yang umum, mungkin juga bermotif lain, misalnya untuk mendengarkan berita tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan di kantor kita. Contoh lain: apabila seseorang menjadi anggota suatu perkumpulan, maka motifmotifnya biasanya bergabung. Ia mungkin ingin belajar sesuatu yang baru bersama-sama dengan anggota perkumpulan tersebut; disamping itu mungkin ia ingin belajar berorganisasi; mungkin juga ia ingin mengenal dari dekat anggota-anggota kelompok; ia juga mungkin ingin memperluas relasi-relasinya guana kelancaran pekerjaan kantornya, dll. Dengan demikian, orang yang bersangkutan mungkin mempunyai bermacam-macam motif yang sekaligus bekerja di balik perbuatan menggabungkan diri dallam organisassi itu. Untuk memahami susunan motif yang mendorong seseorang manusia dewasa berbuat sesuatu yang tidak kita mengerti seringkali tidak mudah. Dalam hal ini patutlah dipahami lebih mendalam riwayat dan struktur kepribadiannya, perbuatan itu sendiri, kondisi-kondisi di lingkungannya dimana perbuatan itu dilakukan, dan saling berhubunganantara ketiga golongan faktor tersebut. Jelaslah bahwa motif-motif manusia mempunyai peran-peran yang sangat besar dalam kegiatan-kegiatannya, dan merupakan latar belakang tindak-tanduknya sehingga merupakan pokok khusus dari ilmu pengetahuan sosiologi.
2. Motif Biogenetis Motif-motif biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhankebutuhan organisme orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis ini bercorak universal dan kurang terikat dengan lingkungan kebudayaannya tempat manusia itu kebetulan berada dan berkembang. Motif biogenetis ini adalah assli di dalam diri orang dan berkembang dengan sendirinya. Contoh motif-motif biogenetis yang dipengaruhi oleh corak kebudayaan masyarakat tertentu.
3. Motif Sosiogenetis Motif-motif sosiogenetis adalah motifmotif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenetis tidak berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Macam motif sosiogenetis banyak sekali dan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan-perbedaanyang terdapat di antara berbagai corak kebudayaan di dunia. Beberapa contoh: keinginan untuk mendengarkan musik Chopin atau musik legong bali, keinginan untuk membaca sejarah Indonesia, keinginan untuk bermain sepakbola, dan sebagiannya merupakan motif-motif sosiogenetis. Banyak motif orang dewasa merupakan motif-motif sosiogenetis walaupun terdapat pula motif-motif biogenetis yang dipengaruhi oleh corak kebudayaan masyarakat tertentu. Contoh: keinginan akan memakan fastfood, pecel, puding, coklat, dan es krim merupakan motif-motif yang berdasarkan motif ”lapar” tetapi yang terjalin dengan keinginan-keinginan yang coraknya sangat dipengaruhi lingkungan kebudayaan sekitar.

4. Motif Teogenetis Motif teogenetis adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia dengan tuhan seperti yang terwujud dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agamanya. Sementara itu, manusia memerlukan interaksi dengan tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang heterogen. Contoh motif teogenetis adalah keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, keinginan untuk merealisassikan morma-norma agamanya menurut petunjuk kitab suci, dll.



2.3 Beberapa Cara Memotivasi Orang Lain
Menurut Sartain, North, Strange, Chapman (1973, hal. 324-326) beberapa cara untuk memotivasi orang lain adalah sebagai berikut:
1.         Memotivasi dengan kekerasan/motivating by force.
Cara ini biasa terjadi contohnya dalam Angkatan bersenjata dimana seorang pemimpin akan mengancam para serdadu dengan suatu hukuman, jika mereka tidak atau kurang disiplin. Seperti itulah cara yang digunakan, namun biasanya menimbulkan perasaan tidak senang bagi subjek yang terkena. Di dalam masyarakat yang demokratis cara semacam ini kurang begitu tepat, sebab orang akan memiliki sifat ketergantungan yang besar, dan kurang mampu membutuhkan kesadaran.
2.         Memotivasi dengan bujukan/motivating by enticement.
Cara yang kedua adalah dengan cara memberikan bujukan atau hadiah, bila orang lain itu mengerjakan sesuatu.bujukan atau hadiah itu dapat berupa:
•           Untuk buruh atau pekerja akan diberikan tambahan upah.
•           Untuk para pelajar akan memberian nilai yang baik.
•           Dapat juga berupa status.
Cara ini mungkin akan berhasil. Seperti halnya dengan cara yang pertama maka cara yang kedua ini juga menimbulkan sifat ketergantungan. Para buruh tergantung pada majikan, murid pada gurunya.
3.         Memotivasi dengan identifikasi/motivating by identivication/ Ego – Involvement.
Ini merupakan cara yang terbaik untuk memotivasi orang lain.. Dalam hal ini mereka berbuat sesuatu dengan suatu rasa percaya diri sendiri bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk mencapat tujuan tertentu, ada keinginan dari dalam. Contohnya seorang murid belajar bukan karena bujukan guru, tetapi murid belajar karena memang mereka ingin memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
Brbagai motif social
Ada beberapa pendapat tentang motif apasajakah yang tergolong dalam motif social. Teevan dan Smith (1964) misalnya, menggolongkan motif atau dasar perkembangannya menjadi dua kelompok yaitu:
1.         Motif Primer
Adalah motif yang timbulnya berdasarkan proses kimiawi fisiologik dan diperoleh dengan tidak dipelajari. Contohnya: haus dan lapar.
2.         Motif Sekunder
Adalah motif yang timbulnya tidak secara langsung berdasarkan proses kimiawi psikologik dan umumnya diperoleh dari proses belajar baik melalui pengalaman maupun lingkungan. Motif ekunder ini adalah: Motif berprestasi, Motif berafiliasi, Motif berkuasa.

            Motif sekunder inilah yang oleh Teevan dan Smith disebut sebagai motif social dan pendapat ini di ikuti oleh Lindgren (1973), Sanders et al (1976), serta Brody (1980).
            Sedangkan Veroff (1979), selain ketiga motif tersebut ada motif lain yang termasuk ke dalam motif sosial antara lain motif integritas.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motif-Motif Sosial
Teevan dan Smith mengemukakan adanya empat sumber perkembangan motif sosial, yaitu:
1.         Interaksi ibu dan anak
2.         Interaksi anak dengan seluruh keluarga
3.         Interaksi anak dengan masyarakat luas
4.         pendidikan formal
Berbeda dengan La Vine (1977) ia mengatakan kebudayaan dalam masyarakat yang berupa kebiasaan-kebiasaan akan mempengaruhi motif sosial. Sedangkan Murray (1964) mengatakan bahwa motif sosial sangat dipengaruhi oleh cara-cara mengasuh anak.
Pendapat-pendapat bila disimpulkan berdasarkan pendapat banyak ahli, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi motif sosial meliputi cara-cara mengasuh anak (yang meliputi interaksi antara ibu dengan anak, anak dengan keluarga, anak dengan masyarakat luas, dan pendidikan formal) dan lingkungan kebudayaan.
Lalu timbulah pertanyaan “bagaimana cara memotivasi orang lain yang sedang bermasalah? bagaimana memotivasi orang agar mau rajin belajar?”, “Bagaimana caranya agar saya  bisa mengarahkan masa dan menyemangati  mereka”, dan lain-lain.
TAHAP PERSIAPAN
Langkah pertama sebelum Anda memotivasi orang lain, Anda harus menjadi orang yang  termotivasi atau menjadi orang yang semangat terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa memberikan semangat kepada orang lain jika kita tidak memiliki semangat? Tingkatkan motivasi diri Anda terlebih dahulu, baru kemudian berikan motivasi kepada orang lain, anak, maupun bawahan Anda. Jika Anda semangat, bisa jadi tanpa berkata-kata pun Anda akan dikuti oleh orang-orang di sekitar Anda. Ada yang mengatakan kalau antusias itu menular. Maka bertindaklah dengan antusias.
Pahami teknik motivasi terlebih dahulu. Saya menemukan banyak orang yang mencoba memotivasi orang lain, anak, atau bawahan dengan cara yang salah. Bukan semangat yang Anda berikan, malah yang banyak terjadi justru kontradiktif. Sebagai contoh, banyak yang mencoba memotivasi dengan cara menekan dan mengancam. Jika dilakukan pada orang yang salah, maka orang-orang tersebut bisa jadi malah kabur, balik mengancam, dan saling menyalahkan. Menekan dan mengancam memang cara memotivasi, tetapi kita harus tahu cara menggunakannya dan kepada siapa. Sementara masih banyak teknik memotivasi yang tidak menggunakan tekanan dan ancaman justru jauh lebih berhasil.
Pahami orang yang akan Anda semangati. Lihat apa yang akan memotivasi dia. Mana yang lebih dominan, apakah motivasi mengejar atau menghindar. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan dia. Setelah paham, Anda akan lebih mudah memotivasinya. Seringkali kita minta dipahami, tetapi lupa memahami.
Misal : Cara Memotivasi Orang Lain Untuk Mencapai Kesuksesan

Motivasi ibarat api di dalam pikiran seseorang yang terkadang besar membara kadang juga redup, tergantung kondisi mentalnya. Jika seseorang ingin menggapai kesuksesan, motivasi adalah panas api yang harus dijaga jangan sampai padam, karena padamnya motivasi berarti kehilangan bahan bakar untuk menggerakkan mesin tubuh ini untuk menggapai tujuan.
Memberikan motivasi adalah menyalakan kembali api motivasi di dalam diri seseorang supaya kembali bersemangat, memiliki keberanian dan pantang menyerah untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Kemampuan untuk memberikan motivasi adalah adalah sebuah keterampilan yang bisa dipelajari oleh siapa saja, seorang ibu rumah tangga, mahasiswa, manajer, dan tentu saja pemimpin.
Manusia ibarat sebuah gunung es yang tertutup oleh samudra, yang terkadang perlu diingatkan bahwa yang kadang terlihat hanya kekurangan (potongan es di atas air), namun keunggulannya tidak kelihatan karena masih di bawah permukaan air. Salah satucara memperlihatkan potongan es yang besar itu adalah memberikan motivasi kepada orang tersebut.
Kebutuhan Manusia
Teori Maslow merupakan teori populer yang menggambarkan hierarki kebutuhan manusia yang berbeda-beda. Dengan mengetahui jenjang kebutuhan seseorang, motivator merumuskan bentuk-bentuk motivasi yang sesuai dan lebih terfokus kepada tingkatan kebutuhan dari seseorang.

Di jenjang paling bawah, motivasi berbentuk materi seperti: rumah, makanan, uang, dan sebagainya. Di jenjang berikutnya, motivasi tidak lagi berupa materi tetapi berupa perasaan, penghargaan dan kesempatan berkarya. Oleh karena itu, teori ini menjelaskan bahwa materi merupakan faktor mendasar yang mutlak ada sebelum munculnya kebutuhan-kebutuhan yang lain yang sifatnya nonmateri. Dengan demikian, motivasi dapat berbentuk dua hal, yaitu materi dan nonmateri.
Hal-hal yang Perlu Diketahui sebelum Memotivasi Orang Lain
Untuk menjadi seorang motivator, dibutuhkan penciptaan terus-menerus dan bukan berasal dari kelahiran seseorang. Di bawah ini adalah hal-hal dasar yang layak dipahami oleh seorangmotivator:
Ø  Motivasi kepada diri sendiri
Memotivasi diri sendiri adalah hal yang pokok sebelum kita memotivasi orang lain. Kita harus menciptakan suasana dan keteladanan yang dapat menjadi bahan bakar kita untuk mulai membakar orang lain. Paramotivator ulung adalah orang-orang yang dihormati atas keberhasilan mereka sebelumnya.
Di dalam bukunya Successful Motivation in a week, Harvey memberikan pelajaran selama seminggu belajar motivasi diri sendiri dan orang lain secara praktikal. Harvey menyebutkan bahwa calon-calonmotivator memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
• Positif
• Rasa berterima kasih kepada orang-orang terbaik yang bekerja bersama kita
• Menyadari pentingnya harga diri
Ø  Kecerdasan emosi
Pada umumnya motivasi disampaikan lewat komunikasi lisan antarmotivator dengan orang lain, yang mengharuskan motivator memiliki kecerdasan emosi yang baik karena kecerdasan emosi adalah dasar untuk berkomunikasi baik dengan diri sendiri maupun orang lain. Kecerdasan emosi mencakup pengelolaan emosi diri sendiri maupun orang lain.
Ø  Empati
Empati adalah menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Perlu disadari bahwa sesungguhnya motivasi hanya bekerja di luar, api motivasi sebenarnya berada di dalam diri masing-masing. Oleh karena itu dengan berusaha menempatkan diri menjadi orang lain, ide-ide untuk memotivasi orang akan menjadi lebih tajam karena kita melihat dengan kacamata orang tersebut bukan dengan kacamata kita sendiri.
ü  Dalil-dalil sebagai Motivator
McGinnis memberikan 12 kunci prinsip yang merupakan rahasia pemotivasian yang perlu dipahami sebagai seorang motivator:
1. Harapkanlah yang terbaik dari orang yang Anda pimpin
Sebagai seorang motivator, Anda harus membantu orang-orang untuk mencapai keberhasilan sehingga mereka dapat memberikan yang terbaik kepada Anda. Sebagai manajer misalnya, Anda senantiasa mendorong staf Anda untuk menambah pengetahuan dan keterampilan supaya mereka dapat memberikan performa yang terbaik di pekerjaan mereka, dengan demikian tujuan bersama bisa tercapai. Selain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, Anda juga selalu mengingatkan bahwa mereka memiliki potensi tersembunyi dan keinginan untuk melihat mereka berhasil.
2. Pelajarilah secara mendalam apa yang dibutuhkan orang
Prinsip ini merupakan prinsip pendahuluan di mana rencana motivasi yang baik haruslah dirancang dengan melihat keinginan/hasrat mereka saat ini dan bukan berdasarkan rencanamotivator itu sendiri. Jangan mengganggap bahwa orang lain memiliki kebutuhan yang sama dengan Anda.

3. Menetapkan standar keunggulan yang tinggi
Menetapkan standar keunggulan yang tinggi berarti mendorong seseorang untuk mencapai target atau nilai tertentu, misalnya catatan waktu bagi seorang atlet renang, volume sales untuk Manajer Sales, dan lain sebagainya. Standar keunggulan juga merupakan budaya/kebiasaaan yang menjunjung tinggi prestasi tertentu, misalnya kualitas, rekor, inovasi, dan sebagainya. Memiliki keunggulan yang tinggi merupakan kebanggaan tersendiri bagi seseorang yang mampu meraihnya.
4. Ciptakan suasana di mana kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal
Motivator yang tulus akan selalu mengingatkan bahwa kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya. Tidak ada manusia yang tidak pernah gagal tetapi hanya sedikit yang mampu bangkit dari kegagalannya dan merekalah yang mencapai keberhasilan. Kegagalan adalah pengalaman yang akan membentuk kesuksesan. Seorangmotivator tidak akan mengumumkan kegagalan seseorang tetapi hanya keberhasilan yang dicapai. Motivator dapat memberikan contoh-contoh orang berhasil di dunia yang melalui berkali-kali kegagalan, di antaranya : Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln, Winston Churcill, Soekarno, dan lain-lain.
5. Jika Anda mengharapkan seseorang untuk melakukan apa yang Anda inginkan, maka topanglah rencananya yang mengarah ke tujuan itu.
 Prinsip 5 ini mengajarkan seorang motivator yang senantiasa mendukung orang lain untuk melakukan apa yang si motivator tersebut inginkan. Prinsip 5 ini cukup kontroversial karena seakan-akan kita memperalat seseorang, akan tetapi di baliknya tidaklah demikian. Sebagai contoh adalah seorang ayah yang menghendaki anaknya menjadi seorang petenis profesional, berjuang sejak anaknya masih kecil. Sang ayah sebagai motivator memancing minat dan menggali bakat tenis dari anaknya sendiri, menemaninya berlatih dan bertanding terus-menerus sampai anaknya berhasil menjadi petenisprofesional . Tidak hanya itu, ia juga mendorong dan membesarkan hati anak-anaknya dalam mengejar berbagai sasaran setingi mungkin, dan yang bisa melakukan motivasi sesuai dengan cita-cita anaknya, maka hal itu di kemudian akan memberi arti yang sangat penting bagi kehidupan anak-anaknya (McGinnins).
6. Pakailah keteladanan untuk merangsang keberhasilan
Untuk membujuk seseorang melakukan sesuatu, menuntut kita sendiri yang harus memberi contoh agar dia melakukannya. Cerita mengenai kerja keras dan keberhasilan dapat membuat seseorang menjadi yakin karena cerita-cerita tersebut langsung mengena ke hati yang menggetarkan perasaan dan mengubah sikap kita.
7. Kenalilah dan berikan pujian atas prestasi
Sebuah pujian adalah penguatan secara positif dalam psikologi. Berikanlah pujian secara langsung dan dapat diketahui juga oleh orang banyak. Carnegie sebagai seorang motivator manusia mengatakan manusia adalah makhluk yang haus akan pujian atas prestasi mereka.
8. Pergunakanlah perpaduan antara pergulatan yang positif dan pergulatan yang negatif.
Pergulatan negatif adalah pujian, penghargaan, kasih dan lain-lain sedangkan pergulatan negatif adalah teguran, hukuman, amarah, dan lain-lain. Kedua pergulatan ini adalah dua hal yang saling bertolak belakang tetapi sama-sama merupakancara untuk memotivasi orang. Seorang motivator harus jeli melihat kapan menggunakan pergulatan negatif atau positif untuk memotivasi orang. Dalam situasi tertentu, motivator bisa saja bertindak keras, tetapi selalu bertindak adil sehingga seseorang bisa memahami nilai-nilai yang ingin ditanamkan dan tidak asal melihat hukumannya saja. Secara keseluruhan, McGinnis menganjurkan lebih banyak pujian dibandingkan hukuman.
9. Sesekali ciptakan hasrat untuk bersaing
Persaingan tidak terlalu efektif jika terus-menerus dilakukan karena bisa menciptakan perasaan dimanipulasi, saling menjegal yang menciptakan kompetisi yang tidak sehat. Gunakanlah persaingan untuk memberikan inspirasi dan memacu semangat, bukan hanya media untuk melemparkan kritik.
Berikut ini dua contoh kalimat untuk memotivasi tetapi terdapat perbedaan makna di dalamnya:
*Ana, kapan kamu mau membersihkan kamarmu sendiri? Kenapa sih kamu nggak seperti temanmu yang memiliki kamar yang bersih dan rapi?
*Ana, apakah kamu menyenangi kamar Ria yang bersih? Kapan kamu mau bersih-bersih kamar lagi?
10. Upayakanlah kerjasama
Kerjasama di ini berarti melakukan sesuatu secara bersama-sama. Kebersamaan membangkitkan motivasi yang luar biasa karena semakin banyak yang ”menemani” maka semakin kuat tekad yang timbul.
11. Upayakan agar di dalam kelompok ada peluang untuk melawan.
Sewaktu memimpin sebuah kelompok yang memiliki beberapa orang anggota dengan sifat melawan, seorang pemimpin sekaligus motivator tidak selalu mengganggap kehadiran seorang pemberontak akan mematikan niat kita sebagai motivator mereka. Sifat kontradiksi adalah alami dari manusia yang ingin membatasi kekuasaan pimpinan yang menentukan nasib mereka. Hal seperti ini dapat membawa angin positif karena pemberontak dapat berkembang menjadi pemikir yang bebas, kritis dan kreatif, memiliki pendapat sendiri dan berkemampuan untuk memimpin orang-orang. Menghadapi para perusuh membutuhkan kiat-kiat tersendiri, misalnya berusahalah untuk selalu mencari tahu dan menerima tingkah laku mereka dalam batas wajar, mintalah pertolongan darinya, dan carilah sisi-sisi terbaik mereka. Tetapi jika menjadi sangat parah, Anda sebaiknya menggeser atau memecat orang tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung Anda telah menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang akan mengerjakan tugas-tugas Anda di masa mendatang dan Anda sendiri dapat meninggalkan kelompok tersebut untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
12. Usahakanlah agar motivasi Anda tetap tinggi
Beberapa cara seorang motivator dapat memotivasi dirinya sendiri adalah: bergaullah dengan orang-orang yang berhasil dan berpikiran positif, awasi gagasan-gagasan yang masuk, manfaatkan sumber informasi, tingkatkanlah kemampuan dan keterampilan Anda dengan mengikuti kursus/ seminar, tingkatkan spiritualitas Anda.

2.4 PENGARUH MOTIF DALAM PENGAMATAN
            Motif, sikap, dan pengamatan semuanya merupakan bagian yang saling berkaitan dalam keseluruhan organisasi kepribadian individu. Sikap itu timbul dan merupakan fungsi daripada motif. Kita tidak pernah akan mengamati semua stimulus yang mengenai alat indera kita. Pengamatan kita bersifat selektif, dan sifat selektif ini ditentukan oleh perhatian kita.
            Pengamatan itu juga dipengaruhi oleh sikap yang latent maupun oleh motif kuat yang muncul pada suatu saat. Bruner dan Godman (1947) meminta kepada anak-anak percobaan untuk membandingkan bintik cahaya dengan sejumlah mata uang logam yang berbeda-beda ukuran besarnya. Anak-anak itu ternyata semuanya menaksir lebih ukuran semua mata uang logam itu. Tetapi ternyata, bahwa anak-anak dari keluarga yang miskin taksirannya lebih besar daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang mampu (kaya), lebih-lebih untuk mata uang yang lebih besar nilainya. 
            Jadi, motif, sikap dan bahkan “posisi sosial” sebagaimana tercermin dalam kekayaan keluarga, semuanya mempengaruhi pengamatan kita terhadap dunia sekitar. Oleh karena itu motif dan sikap dipelajari dalam rangka proses sosialisasi, maka pengamatan manusia terhadap “kenyataan” fisik maupun sosial itu didasarkan atas proses interaksi sosial.
            Konsep dasar yang sama mengenai hakikat pengamatan antar pribadi seperti itu tercermin pula dalam karya-karya sosiologi klasik, khususnya dalam konsep Cooley (1902) tentang “cermin diri-pribadi” dan dalam konsep George Mead (1934) tentang dua macam diri, yaitu “aku” dan “kau”. Kedua sarjana itu berpendapat, bahwa dalam diri anak mula-mula berkembang kesadaran tentang dirinya sebagai sesuatu kesatuan yang terpisah dan berbeda dengan lingkungannya karena orang lain merespon dirinya sebagai obyek yang terpisah dan otonom. Apabila dalam diri individu telah berkembang konsep tentang diri, dia akan menjadi sadar tentang dirinya sendiri sebagai obyek dari pengamatannya sendiri sebagai sesuatu yang berbeda dengan dirinya sebagai pengamat. Selanjutnya, evaluasinya tentang dirinya sendiri muncul sebagai pencerminan dari evaluasi orang-orang lain tentang dirinya. Menurut Cooley dan Mead, inti sari dari pada kepribadian individu itu, yakni konsep tentang dirinya, muncul pertama kali dan berkembang selanjutnya melalui proses interaksi sosial dengan orang lain.
            Ada suatu mazhab psikhoterapi (Rogers, 1942) yang secara keseluruhan dibangun di atas teori Mead yang mengatakan bahwa konsep aku itu sangat penting dalam proses penyesuaian diri dan bahwa evaluasi tentang diri sendiri itu mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perubahan-perubahan evaluasi orang lain terhadap dirinya. Belum lama berselang Fiedler dan rekan-rekannya (1959) telah membuktikan bahwa pengamatan antar pribadi itu berhubungan dengan proses penyesuaian dirinya. Dalam penelitiannya bahwa, individu-individu yang melihat dirinya sebagai sama dengan orang-orang lain dengan siapa mereka mempunyai hubungan akrab dan yang dipandang sama oleh orang-orang yang dianggap “penting” akan memperlihatkan penyesuaian pribadi yang lebih baik dari pada orang-orang yang tidak demikian.
            Newcomb (1953) membuktikan bahwa, pengamatan kita terhadap orang lain berkaitan erat dengan sikap mengenai hal-hal yang menyagkut orang lain tersebut. Kita cenderung setuju dengan orang yang kita senangi dan senang kepada orang yang kita setujui. Kita juga cenderung tidak setuju dengan orang yang tidak kita senangi dan tidak senang kepada orang yang kita tidak setujui.





BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Motif merupakan suatu pengertian yang mencukupi semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Sedangkan motif sosial adalah motif yang timbul untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Didalam motif terdapat dua aspek perbedaan sesuai dengan jenisnya yakni, motive biogenetis yaitu motif yang berasal dari kebutuhan biologis sebagai makhluk hidup, motive sosiogenetis adalah motif yang timbul dari individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial.
            Di dalam diri individu untuk meraih keinginannya pasti ada yang memotivasi baik dari internal maupun eksternal. Dengan adanya motivasi itu pastinya setiap diri individu akan lebih giat dan semangat dalam menuju harapannya. Seorang pemimpin harus memberi motivasi terhadap bawahannya. Motivasi terbagi tiga bagian yaitu motivasi dengan kekerasan ini biasa terjadi contohnya dalam Angkatan bersenjata dimana seorang pemimpin akan mengancam para serdadu dengan suatu hukuman, jika mereka tidak atau kurang disiplin. Seperti itulah cara yang digunakan agar mereka disiplin. Motivasi dengan bujukan adalah dengan cara memberikan bujukan atau hadiah, bila orang lain itu mengerjakan sesuatu yang kita perintahkan. Motivasi dengan identifikasi Dalam hal ini mereka berbuat sesuatu dengan suatu rasa percaya diri sendiri bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk mencapat tujuan tertentu, ada keinginan dari dalam diri.

3.2 SARAN
            Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, mohon sampaikan kepada kami.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/MOTIF_SOSIAL.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi