Sabtu, 04 Maret 2017

Makalah Motif Sosial dan Macam-macamnya

MOTIF SOSIAL
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial
Description: Description: D:\Elvain's Data\20150802082300.jpg
                                                      Disusun Oleh :
1.      M. Fuji Suprapto                           150521100065
2.      Fery M Heryanto                          150521100078
3.      Siti Maria ulfa                               150521100067
4.      Avivatur Rohmah                         150521100043

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2016


KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadiratn-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “MOTIF SOSIAL” guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi sosial. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk  kedepannya semoga kami bisa memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

            Bangkalan, 15 Maret 2016



    penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1
            1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
            1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 2
            1.3 TUJUAN PENULISAN ....................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
            2.1 PENGERTIAN MOTIF SOSIAL ....................................................... 3
            2.2 MOTIF SOSIAL DAN MACAM-MACAMNYA ............................. 5
            2.3 BEBERAPA CARA MEMOTIVASI ORANG LAIN ..................... 9
            2.4 PENGARUH MOTIF DALAM PENGAMATAN ........................... 17
 BAB III : PENUTUP ............................................................................................. 19
             3.1 KESIMPULAN .................................................................................... 19
             3.2 SARAN ................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu. Didalam motif terdapat dua aspek perbedaan sesuai dengan jenisnya yakni, motive biogenetis yaitu motif yang berasal dari kebutuhan biologis sebagai makhluk hidup, motive sosiogenetis adalah motif yang timbul dari individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Timbulnya motif ini karena interaksi dengan orang lain.
            Sedangkan motif sosial adalah motif yang timbulnya untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Motif sosial dibagi menjadi dua yaitu motif yang ditentukan oleh keadaan di dalam dalam diri jasmani individu dan motif yang ditentukan oleh hubungan antara individu dan lingkungan. Motif-motif sosial itu memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Motif tidak selalu dapat diaamati dari perilaku, atau dapat dikatakan bahwa perilaku yang nampak tidak selalu menggambarkan motifnya, motif tidak selalu seperti yang nampak, bahkan kadang-kadang motif berlawanan dengan perilaku yang nampak. Ada dua klasifikasi motif yang pertama adalah drive, yang kedua adalah incentives. Drives adalah yang mendorong untuk bertindak drives merupakan proses organic internal disebut drives primer atau drives yang tidak di pelajari. Sedangkan Incentives adalah benda atau situasi (keadaan) yang berbeda di dalam lingkungan sekitar kita yang merangsang tingkah laku. Incentives ini merupakan penyebab individu untuk bertindak.
            Di dalam diri individu untuk meraih keinginannya pasti ada yang memotivasi baik dari internal maupun eksternal. Dengan adanya motivasi itu pastinya setiap diri individu akan lebih giat dan semangat dalam menuju harapannya. Seorang pemimpin harus memberi motivasi terhadap bawahannya. Motivasi terbagi tiga bagian yaitu motivasi dengan kekerasan ini biasa terjadi contohnya dalam Angkatan bersenjata dimana seorang pemimpin akan mengancam para serdadu dengan suatu hukuman, jika mereka tidak atau kurang disiplin. Seperti itulah cara yang digunakan agar mereka disiplin. Motivasi dengan bujukan adalah dengan cara memberikan bujukan atau hadiah, bila orang lain itu mengerjakan sesuatu yang kita perintahkan. Motivasi dengan identifikasi Dalam hal ini mereka berbuat sesuatu dengan suatu rasa percaya diri sendiri bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk mencapat tujuan tertentu, ada keinginan dari dalam diri. Motivasi ibarat api di dalam pikiran seseorang yang terkadang besar membara kadang juga redup, tergantung kondisi mentalnya. Jika seseorang ingin menggapai kesuksesan, motivasi adalah panas api yang harus dijaga jangan sampai padam, karena padamnya motivasi berarti kehilangan bahan bakar untuk menggerakkan mesin tubuh ini untuk menggapai tujuan.
Memberikan motivasi adalah menyalakan kembali api motivasi di dalam diri seseorang supaya kembali bersemangat, memiliki keberanian dan pantang menyerah untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Selain motivasi ada pengamatan yang juga tidak kalah penting. Pengamatan adalah proses penglihatan dengan panca indra.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian motif dan motif sosial ?
b.      Apa saja jenis dan macam-macam motif sosial ?
c.       Bagaimana cara memotivasi orang lain ?
d.      Apa pengaruh motif dalam pengamatan ?

1.3  Tujuan
a.       Untuk menjelaskan pengertian motif dan motif sosial
b.      Untuk mengetahui jenis dan macam-macam motif sosial
c.       Untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi orang lain
d.      Untuk mengetahui pengaruh motif dalam pengamatan.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MOTIF SOSIAL

            Motif adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Misalnya, apabila seseorang merasa lapar, itu berarti kita membutuhkan atau menginginkan makanan. Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon atau suatu himpunan respon dengan keadaan dorongan tertentu.

            Ada beberapa definisi tentang motif :

1)      Gerungan (1996)
Motif itu merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri mansia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

2)      Lindzey, Hall dan Thompson (1975)
Motif adalah sesuatu yang menimbulkan tingkah laku.
3)      Atkinson (1958)
Motif sebagai suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan tertentu, tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi ataupun kekuasaan.
            Dari beberapa definisi tersebut dapat kita uraikan definisi motif adalah sebagai berikut:
Motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu.
Definisi motif sosial dari beberapa tokoh adalah sebagai berikut:
1)      Lindgren (1073)
Motif sosial adalah motif yang dipelajari melalui kontak orang lain dan bahwa lingkungan individu memegang peranan yang penting.
2)      Barkowitz (1969)
Motif sosial adalah motif yang mendasari aktivitas individu dalam mereaksi terhadap orang lain.
3)      Max Crimon dan Messick (1976)
Menyatakan bahwa seseorang dikatakan menunjukkan motif sosial, jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya bagi orang lain.
4)      Heckhausen (1980)
Motif sosial adalah motif yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain.
Dari beberapa definisi motif sosial itu kita uraikan sebagai berikut :
Bahwa motif sosial adalah motif yang timbulnya untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya.
Wood Worth dan Marquis membedakan motif atas:
  1. Motif yang tergantung pada keadaan dalam jasmani, ini merupakan kebutuhan organik. Misalnya : Makan, minum dan lain-lain.
  2. Motif yang tergantung hubungan individu dengan lingkungan. Ini dibedakan atas :
a.       Emergency motif atau motif darurat.
Ini adalah motif yang membutuhkan tindakan segera karena keadaan sekitarnya menuntut demikian.
Misalnya : motif untuk melepaskan diri dari bahaya, melindungi matanya dan sebagainya.
b.      Objective motife atau motif obyektif.
Motif yang berhubungan langsung dengan lingkungan baik berupa individu maupun benda.
Misalnya : penghargaan, memiliki mobil, memiliki rumah bagus dan lain-lain.
Kalau disederhanakan pembagian Wood Worth atas motive itu sebagai berikut :
  1. Motive yang ditentukan oleh keadaan di dalam diri jasmani individu.
  2. Motive yang ditentukan oleh hubungan antara individu dan lingkungan (orang dan benda).
Motif timbul karena ada kebutuhan. Sesuai dengan jenis kebutuhannya maka Sherif membedakan motif atas :
  1. Biogenic Motive (motive biogenetis)
Motif yang berasal dari kebutuhan biologis sebagai makhluk yang hidup motif ini berkembang dengan sendirinnya di dalam diri individu.
  1. Sociogenic Motive (motive sosiogenetis)
Motif ini timbul di dalam diri individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Timbulnya motif ini karena interaksi dengan orang lain. Sebab motif sosiogenetis ini bukanlah merupakan motif yang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan tetapi perpaduan antara individu dengan lingkungan.

2.2 MOTIF  SOCIAL DAN MACAM-MACAMNYA
            Motif sosial merupakan alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya seharusnya kita mengetahui apa yang di lakukan?, bagaimana ia melakukan?, dan mengapa ia melakukannya?. Motif manusia memberikan dorongan hasrat,dan tenaga penggerak lainnya  yang berasal dari dalam dirinya, untuk melekukan sesuatu. Motif-motif sosial itu memberikan tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Motif tidak selalu dapat diaamati dari perilaku, atau dapat dikatakan bahwa perilaku yang Nampak tidak selalu menggambarkan motifnya, motif tidak selalu seperti yang nampak, bahkan kadang-kadang motif berlawanan dengan perilaku yang nampak.
            Gardner Lindzey, Calvin S. Hall Dan Richard F. Thompson dalam buku Psychology (1975,P.339) mngklasifikasikan motif  ke dalam dua hal yaitu
1.      Drives adalah yang mendorong untuk bertindak drives merupakan proses organic internal disebut drives primer atau drives yang tidak di pelajari. Contoh: lapar,haus.drives yang lain diperoleh melalui belajar misalnya: persaingan. Seperti yang kita lihat sehari-hari banyak motif melibatkan keduanya baik komponen yang dipelajari maupun yang idak di pelajari.
2.      Incentives adalah benda atau situasi (keadaan) yang berbeda di dalam lingkungan sekitar kita yang merangsang tingkah laku. Incentives ini merupakan penyebab individu untuk bertindak.
Macam-macam motif
1)      Motif biogenesis
Di tinjau dari sudut asalnya, motif-motif pada diri manusia itu pernah di golongkan kedalam motif-motif biogenetis dan motif sosiogenetis. Yaitu motif yang berkembang pada diri orang dan bersal dai organismenya sebagi makhluk biologi,  dan motif-motif yang berasal dari lingkungan  kebudayanya
            Motif biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organism orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif ini bercorak universal dan kurang terikat kepada lingkungan kebudayaan tempat manusia itu kebetulan berada dan berkembang. Motif biogenesis ini adalah asli di dalam diri orang ,dan berkembang dengan sendirinya.
2)      Motif soosiogenetis
Merupakan motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif ini tidak berkembang sendirinya mau tidak mau tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Macam-macam motif sosiogenetis banyakk sekali dan berbeda-beda sesuuai dengan perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara berrmacam-maccam corak kebudayaan di duia.
3)      Motif teogenetis
Pada motif sebelumnaya banyak membahas mengenai motif yang ruang lingkupnya dari manusia. Untuk melengkapi kedua otif tersebut ditambah lagi penggolongan ini dengan motif manusia dengan tuhan yangmaha esa yaitu motif-motif yang teogenetis. Motif tersebut berasal dari interaksi antara manusia dengan tuhannya seperti yang nyata dalam ibadah dan dalam kehidupan sehari-hari dimana iia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu. Pada hal terrsebut manusia membutuhkan interaksi dengan tuhan untuk dapat menyadari tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang beragam. Misalnya ialah keinginan untuk mengapdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah pergolongan jenis-jenis motif manusia yang serba ragam itu, ditinjau dari segi asalnya motif-motif,yaitu motif-motif biogenetis,sosiogenetis, dan teogenetis.
Macam-Macam Motif Sosial
1. Motif Tunggal/Motif Bergabung Motif kegiatan-kegiatan kita dapat merupakan motif tunggal atau motif bergabung. Misalnya, mendengarkan Warta Berita RRI mungkin mempunyai motif yang umum, mungkin juga bermotif lain, misalnya untuk mendengarkan berita tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan di kantor kita. Contoh lain: apabila seseorang menjadi anggota suatu perkumpulan, maka motifmotifnya biasanya bergabung. Ia mungkin ingin belajar sesuatu yang baru bersama-sama dengan anggota perkumpulan tersebut; disamping itu mungkin ia ingin belajar berorganisasi; mungkin juga ia ingin mengenal dari dekat anggota-anggota kelompok; ia juga mungkin ingin memperluas relasi-relasinya guana kelancaran pekerjaan kantornya, dll. Dengan demikian, orang yang bersangkutan mungkin mempunyai bermacam-macam motif yang sekaligus bekerja di balik perbuatan menggabungkan diri dallam organisassi itu. Untuk memahami susunan motif yang mendorong seseorang manusia dewasa berbuat sesuatu yang tidak kita mengerti seringkali tidak mudah. Dalam hal ini patutlah dipahami lebih mendalam riwayat dan struktur kepribadiannya, perbuatan itu sendiri, kondisi-kondisi di lingkungannya dimana perbuatan itu dilakukan, dan saling berhubunganantara ketiga golongan faktor tersebut. Jelaslah bahwa motif-motif manusia mempunyai peran-peran yang sangat besar dalam kegiatan-kegiatannya, dan merupakan latar belakang tindak-tanduknya sehingga merupakan pokok khusus dari ilmu pengetahuan sosiologi.
2. Motif Biogenetis Motif-motif biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhankebutuhan organisme orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis ini bercorak universal dan kurang terikat dengan lingkungan kebudayaannya tempat manusia itu kebetulan berada dan berkembang. Motif biogenetis ini adalah assli di dalam diri orang dan berkembang dengan sendirinya. Contoh motif-motif biogenetis yang dipengaruhi oleh corak kebudayaan masyarakat tertentu.
3. Motif Sosiogenetis Motif-motif sosiogenetis adalah motifmotif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenetis tidak berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Macam motif sosiogenetis banyak sekali dan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan-perbedaanyang terdapat di antara berbagai corak kebudayaan di dunia. Beberapa contoh: keinginan untuk mendengarkan musik Chopin atau musik legong bali, keinginan untuk membaca sejarah Indonesia, keinginan untuk bermain sepakbola, dan sebagiannya merupakan motif-motif sosiogenetis. Banyak motif orang dewasa merupakan motif-motif sosiogenetis walaupun terdapat pula motif-motif biogenetis yang dipengaruhi oleh corak kebudayaan masyarakat tertentu. Contoh: keinginan akan memakan fastfood, pecel, puding, coklat, dan es krim merupakan motif-motif yang berdasarkan motif ”lapar” tetapi yang terjalin dengan keinginan-keinginan yang coraknya sangat dipengaruhi lingkungan kebudayaan sekitar.

4. Motif Teogenetis Motif teogenetis adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia dengan tuhan seperti yang terwujud dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agamanya. Sementara itu, manusia memerlukan interaksi dengan tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang heterogen. Contoh motif teogenetis adalah keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, keinginan untuk merealisassikan morma-norma agamanya menurut petunjuk kitab suci, dll.



2.3 Beberapa Cara Memotivasi Orang Lain
Menurut Sartain, North, Strange, Chapman (1973, hal. 324-326) beberapa cara untuk memotivasi orang lain adalah sebagai berikut:
1.         Memotivasi dengan kekerasan/motivating by force.
Cara ini biasa terjadi contohnya dalam Angkatan bersenjata dimana seorang pemimpin akan mengancam para serdadu dengan suatu hukuman, jika mereka tidak atau kurang disiplin. Seperti itulah cara yang digunakan, namun biasanya menimbulkan perasaan tidak senang bagi subjek yang terkena. Di dalam masyarakat yang demokratis cara semacam ini kurang begitu tepat, sebab orang akan memiliki sifat ketergantungan yang besar, dan kurang mampu membutuhkan kesadaran.
2.         Memotivasi dengan bujukan/motivating by enticement.
Cara yang kedua adalah dengan cara memberikan bujukan atau hadiah, bila orang lain itu mengerjakan sesuatu.bujukan atau hadiah itu dapat berupa:
•           Untuk buruh atau pekerja akan diberikan tambahan upah.
•           Untuk para pelajar akan memberian nilai yang baik.
•           Dapat juga berupa status.
Cara ini mungkin akan berhasil. Seperti halnya dengan cara yang pertama maka cara yang kedua ini juga menimbulkan sifat ketergantungan. Para buruh tergantung pada majikan, murid pada gurunya.
3.         Memotivasi dengan identifikasi/motivating by identivication/ Ego – Involvement.
Ini merupakan cara yang terbaik untuk memotivasi orang lain.. Dalam hal ini mereka berbuat sesuatu dengan suatu rasa percaya diri sendiri bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk mencapat tujuan tertentu, ada keinginan dari dalam. Contohnya seorang murid belajar bukan karena bujukan guru, tetapi murid belajar karena memang mereka ingin memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
Brbagai motif social
Ada beberapa pendapat tentang motif apasajakah yang tergolong dalam motif social. Teevan dan Smith (1964) misalnya, menggolongkan motif atau dasar perkembangannya menjadi dua kelompok yaitu:
1.         Motif Primer
Adalah motif yang timbulnya berdasarkan proses kimiawi fisiologik dan diperoleh dengan tidak dipelajari. Contohnya: haus dan lapar.
2.         Motif Sekunder
Adalah motif yang timbulnya tidak secara langsung berdasarkan proses kimiawi psikologik dan umumnya diperoleh dari proses belajar baik melalui pengalaman maupun lingkungan. Motif ekunder ini adalah: Motif berprestasi, Motif berafiliasi, Motif berkuasa.

            Motif sekunder inilah yang oleh Teevan dan Smith disebut sebagai motif social dan pendapat ini di ikuti oleh Lindgren (1973), Sanders et al (1976), serta Brody (1980).
            Sedangkan Veroff (1979), selain ketiga motif tersebut ada motif lain yang termasuk ke dalam motif sosial antara lain motif integritas.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motif-Motif Sosial
Teevan dan Smith mengemukakan adanya empat sumber perkembangan motif sosial, yaitu:
1.         Interaksi ibu dan anak
2.         Interaksi anak dengan seluruh keluarga
3.         Interaksi anak dengan masyarakat luas
4.         pendidikan formal
Berbeda dengan La Vine (1977) ia mengatakan kebudayaan dalam masyarakat yang berupa kebiasaan-kebiasaan akan mempengaruhi motif sosial. Sedangkan Murray (1964) mengatakan bahwa motif sosial sangat dipengaruhi oleh cara-cara mengasuh anak.
Pendapat-pendapat bila disimpulkan berdasarkan pendapat banyak ahli, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi motif sosial meliputi cara-cara mengasuh anak (yang meliputi interaksi antara ibu dengan anak, anak dengan keluarga, anak dengan masyarakat luas, dan pendidikan formal) dan lingkungan kebudayaan.
Lalu timbulah pertanyaan “bagaimana cara memotivasi orang lain yang sedang bermasalah? bagaimana memotivasi orang agar mau rajin belajar?”, “Bagaimana caranya agar saya  bisa mengarahkan masa dan menyemangati  mereka”, dan lain-lain.
TAHAP PERSIAPAN
Langkah pertama sebelum Anda memotivasi orang lain, Anda harus menjadi orang yang  termotivasi atau menjadi orang yang semangat terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa memberikan semangat kepada orang lain jika kita tidak memiliki semangat? Tingkatkan motivasi diri Anda terlebih dahulu, baru kemudian berikan motivasi kepada orang lain, anak, maupun bawahan Anda. Jika Anda semangat, bisa jadi tanpa berkata-kata pun Anda akan dikuti oleh orang-orang di sekitar Anda. Ada yang mengatakan kalau antusias itu menular. Maka bertindaklah dengan antusias.
Pahami teknik motivasi terlebih dahulu. Saya menemukan banyak orang yang mencoba memotivasi orang lain, anak, atau bawahan dengan cara yang salah. Bukan semangat yang Anda berikan, malah yang banyak terjadi justru kontradiktif. Sebagai contoh, banyak yang mencoba memotivasi dengan cara menekan dan mengancam. Jika dilakukan pada orang yang salah, maka orang-orang tersebut bisa jadi malah kabur, balik mengancam, dan saling menyalahkan. Menekan dan mengancam memang cara memotivasi, tetapi kita harus tahu cara menggunakannya dan kepada siapa. Sementara masih banyak teknik memotivasi yang tidak menggunakan tekanan dan ancaman justru jauh lebih berhasil.
Pahami orang yang akan Anda semangati. Lihat apa yang akan memotivasi dia. Mana yang lebih dominan, apakah motivasi mengejar atau menghindar. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan dia. Setelah paham, Anda akan lebih mudah memotivasinya. Seringkali kita minta dipahami, tetapi lupa memahami.
Misal : Cara Memotivasi Orang Lain Untuk Mencapai Kesuksesan

Motivasi ibarat api di dalam pikiran seseorang yang terkadang besar membara kadang juga redup, tergantung kondisi mentalnya. Jika seseorang ingin menggapai kesuksesan, motivasi adalah panas api yang harus dijaga jangan sampai padam, karena padamnya motivasi berarti kehilangan bahan bakar untuk menggerakkan mesin tubuh ini untuk menggapai tujuan.
Memberikan motivasi adalah menyalakan kembali api motivasi di dalam diri seseorang supaya kembali bersemangat, memiliki keberanian dan pantang menyerah untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Kemampuan untuk memberikan motivasi adalah adalah sebuah keterampilan yang bisa dipelajari oleh siapa saja, seorang ibu rumah tangga, mahasiswa, manajer, dan tentu saja pemimpin.
Manusia ibarat sebuah gunung es yang tertutup oleh samudra, yang terkadang perlu diingatkan bahwa yang kadang terlihat hanya kekurangan (potongan es di atas air), namun keunggulannya tidak kelihatan karena masih di bawah permukaan air. Salah satucara memperlihatkan potongan es yang besar itu adalah memberikan motivasi kepada orang tersebut.
Kebutuhan Manusia
Teori Maslow merupakan teori populer yang menggambarkan hierarki kebutuhan manusia yang berbeda-beda. Dengan mengetahui jenjang kebutuhan seseorang, motivator merumuskan bentuk-bentuk motivasi yang sesuai dan lebih terfokus kepada tingkatan kebutuhan dari seseorang.

Di jenjang paling bawah, motivasi berbentuk materi seperti: rumah, makanan, uang, dan sebagainya. Di jenjang berikutnya, motivasi tidak lagi berupa materi tetapi berupa perasaan, penghargaan dan kesempatan berkarya. Oleh karena itu, teori ini menjelaskan bahwa materi merupakan faktor mendasar yang mutlak ada sebelum munculnya kebutuhan-kebutuhan yang lain yang sifatnya nonmateri. Dengan demikian, motivasi dapat berbentuk dua hal, yaitu materi dan nonmateri.
Hal-hal yang Perlu Diketahui sebelum Memotivasi Orang Lain
Untuk menjadi seorang motivator, dibutuhkan penciptaan terus-menerus dan bukan berasal dari kelahiran seseorang. Di bawah ini adalah hal-hal dasar yang layak dipahami oleh seorangmotivator:
Ø  Motivasi kepada diri sendiri
Memotivasi diri sendiri adalah hal yang pokok sebelum kita memotivasi orang lain. Kita harus menciptakan suasana dan keteladanan yang dapat menjadi bahan bakar kita untuk mulai membakar orang lain. Paramotivator ulung adalah orang-orang yang dihormati atas keberhasilan mereka sebelumnya.
Di dalam bukunya Successful Motivation in a week, Harvey memberikan pelajaran selama seminggu belajar motivasi diri sendiri dan orang lain secara praktikal. Harvey menyebutkan bahwa calon-calonmotivator memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
• Positif
• Rasa berterima kasih kepada orang-orang terbaik yang bekerja bersama kita
• Menyadari pentingnya harga diri
Ø  Kecerdasan emosi
Pada umumnya motivasi disampaikan lewat komunikasi lisan antarmotivator dengan orang lain, yang mengharuskan motivator memiliki kecerdasan emosi yang baik karena kecerdasan emosi adalah dasar untuk berkomunikasi baik dengan diri sendiri maupun orang lain. Kecerdasan emosi mencakup pengelolaan emosi diri sendiri maupun orang lain.
Ø  Empati
Empati adalah menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Perlu disadari bahwa sesungguhnya motivasi hanya bekerja di luar, api motivasi sebenarnya berada di dalam diri masing-masing. Oleh karena itu dengan berusaha menempatkan diri menjadi orang lain, ide-ide untuk memotivasi orang akan menjadi lebih tajam karena kita melihat dengan kacamata orang tersebut bukan dengan kacamata kita sendiri.
ü  Dalil-dalil sebagai Motivator
McGinnis memberikan 12 kunci prinsip yang merupakan rahasia pemotivasian yang perlu dipahami sebagai seorang motivator:
1. Harapkanlah yang terbaik dari orang yang Anda pimpin
Sebagai seorang motivator, Anda harus membantu orang-orang untuk mencapai keberhasilan sehingga mereka dapat memberikan yang terbaik kepada Anda. Sebagai manajer misalnya, Anda senantiasa mendorong staf Anda untuk menambah pengetahuan dan keterampilan supaya mereka dapat memberikan performa yang terbaik di pekerjaan mereka, dengan demikian tujuan bersama bisa tercapai. Selain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, Anda juga selalu mengingatkan bahwa mereka memiliki potensi tersembunyi dan keinginan untuk melihat mereka berhasil.
2. Pelajarilah secara mendalam apa yang dibutuhkan orang
Prinsip ini merupakan prinsip pendahuluan di mana rencana motivasi yang baik haruslah dirancang dengan melihat keinginan/hasrat mereka saat ini dan bukan berdasarkan rencanamotivator itu sendiri. Jangan mengganggap bahwa orang lain memiliki kebutuhan yang sama dengan Anda.

3. Menetapkan standar keunggulan yang tinggi
Menetapkan standar keunggulan yang tinggi berarti mendorong seseorang untuk mencapai target atau nilai tertentu, misalnya catatan waktu bagi seorang atlet renang, volume sales untuk Manajer Sales, dan lain sebagainya. Standar keunggulan juga merupakan budaya/kebiasaaan yang menjunjung tinggi prestasi tertentu, misalnya kualitas, rekor, inovasi, dan sebagainya. Memiliki keunggulan yang tinggi merupakan kebanggaan tersendiri bagi seseorang yang mampu meraihnya.
4. Ciptakan suasana di mana kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal
Motivator yang tulus akan selalu mengingatkan bahwa kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya. Tidak ada manusia yang tidak pernah gagal tetapi hanya sedikit yang mampu bangkit dari kegagalannya dan merekalah yang mencapai keberhasilan. Kegagalan adalah pengalaman yang akan membentuk kesuksesan. Seorangmotivator tidak akan mengumumkan kegagalan seseorang tetapi hanya keberhasilan yang dicapai. Motivator dapat memberikan contoh-contoh orang berhasil di dunia yang melalui berkali-kali kegagalan, di antaranya : Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln, Winston Churcill, Soekarno, dan lain-lain.
5. Jika Anda mengharapkan seseorang untuk melakukan apa yang Anda inginkan, maka topanglah rencananya yang mengarah ke tujuan itu.
 Prinsip 5 ini mengajarkan seorang motivator yang senantiasa mendukung orang lain untuk melakukan apa yang si motivator tersebut inginkan. Prinsip 5 ini cukup kontroversial karena seakan-akan kita memperalat seseorang, akan tetapi di baliknya tidaklah demikian. Sebagai contoh adalah seorang ayah yang menghendaki anaknya menjadi seorang petenis profesional, berjuang sejak anaknya masih kecil. Sang ayah sebagai motivator memancing minat dan menggali bakat tenis dari anaknya sendiri, menemaninya berlatih dan bertanding terus-menerus sampai anaknya berhasil menjadi petenisprofesional . Tidak hanya itu, ia juga mendorong dan membesarkan hati anak-anaknya dalam mengejar berbagai sasaran setingi mungkin, dan yang bisa melakukan motivasi sesuai dengan cita-cita anaknya, maka hal itu di kemudian akan memberi arti yang sangat penting bagi kehidupan anak-anaknya (McGinnins).
6. Pakailah keteladanan untuk merangsang keberhasilan
Untuk membujuk seseorang melakukan sesuatu, menuntut kita sendiri yang harus memberi contoh agar dia melakukannya. Cerita mengenai kerja keras dan keberhasilan dapat membuat seseorang menjadi yakin karena cerita-cerita tersebut langsung mengena ke hati yang menggetarkan perasaan dan mengubah sikap kita.
7. Kenalilah dan berikan pujian atas prestasi
Sebuah pujian adalah penguatan secara positif dalam psikologi. Berikanlah pujian secara langsung dan dapat diketahui juga oleh orang banyak. Carnegie sebagai seorang motivator manusia mengatakan manusia adalah makhluk yang haus akan pujian atas prestasi mereka.
8. Pergunakanlah perpaduan antara pergulatan yang positif dan pergulatan yang negatif.
Pergulatan negatif adalah pujian, penghargaan, kasih dan lain-lain sedangkan pergulatan negatif adalah teguran, hukuman, amarah, dan lain-lain. Kedua pergulatan ini adalah dua hal yang saling bertolak belakang tetapi sama-sama merupakancara untuk memotivasi orang. Seorang motivator harus jeli melihat kapan menggunakan pergulatan negatif atau positif untuk memotivasi orang. Dalam situasi tertentu, motivator bisa saja bertindak keras, tetapi selalu bertindak adil sehingga seseorang bisa memahami nilai-nilai yang ingin ditanamkan dan tidak asal melihat hukumannya saja. Secara keseluruhan, McGinnis menganjurkan lebih banyak pujian dibandingkan hukuman.
9. Sesekali ciptakan hasrat untuk bersaing
Persaingan tidak terlalu efektif jika terus-menerus dilakukan karena bisa menciptakan perasaan dimanipulasi, saling menjegal yang menciptakan kompetisi yang tidak sehat. Gunakanlah persaingan untuk memberikan inspirasi dan memacu semangat, bukan hanya media untuk melemparkan kritik.
Berikut ini dua contoh kalimat untuk memotivasi tetapi terdapat perbedaan makna di dalamnya:
*Ana, kapan kamu mau membersihkan kamarmu sendiri? Kenapa sih kamu nggak seperti temanmu yang memiliki kamar yang bersih dan rapi?
*Ana, apakah kamu menyenangi kamar Ria yang bersih? Kapan kamu mau bersih-bersih kamar lagi?
10. Upayakanlah kerjasama
Kerjasama di ini berarti melakukan sesuatu secara bersama-sama. Kebersamaan membangkitkan motivasi yang luar biasa karena semakin banyak yang ”menemani” maka semakin kuat tekad yang timbul.
11. Upayakan agar di dalam kelompok ada peluang untuk melawan.
Sewaktu memimpin sebuah kelompok yang memiliki beberapa orang anggota dengan sifat melawan, seorang pemimpin sekaligus motivator tidak selalu mengganggap kehadiran seorang pemberontak akan mematikan niat kita sebagai motivator mereka. Sifat kontradiksi adalah alami dari manusia yang ingin membatasi kekuasaan pimpinan yang menentukan nasib mereka. Hal seperti ini dapat membawa angin positif karena pemberontak dapat berkembang menjadi pemikir yang bebas, kritis dan kreatif, memiliki pendapat sendiri dan berkemampuan untuk memimpin orang-orang. Menghadapi para perusuh membutuhkan kiat-kiat tersendiri, misalnya berusahalah untuk selalu mencari tahu dan menerima tingkah laku mereka dalam batas wajar, mintalah pertolongan darinya, dan carilah sisi-sisi terbaik mereka. Tetapi jika menjadi sangat parah, Anda sebaiknya menggeser atau memecat orang tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung Anda telah menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang akan mengerjakan tugas-tugas Anda di masa mendatang dan Anda sendiri dapat meninggalkan kelompok tersebut untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
12. Usahakanlah agar motivasi Anda tetap tinggi
Beberapa cara seorang motivator dapat memotivasi dirinya sendiri adalah: bergaullah dengan orang-orang yang berhasil dan berpikiran positif, awasi gagasan-gagasan yang masuk, manfaatkan sumber informasi, tingkatkanlah kemampuan dan keterampilan Anda dengan mengikuti kursus/ seminar, tingkatkan spiritualitas Anda.

2.4 PENGARUH MOTIF DALAM PENGAMATAN
            Motif, sikap, dan pengamatan semuanya merupakan bagian yang saling berkaitan dalam keseluruhan organisasi kepribadian individu. Sikap itu timbul dan merupakan fungsi daripada motif. Kita tidak pernah akan mengamati semua stimulus yang mengenai alat indera kita. Pengamatan kita bersifat selektif, dan sifat selektif ini ditentukan oleh perhatian kita.
            Pengamatan itu juga dipengaruhi oleh sikap yang latent maupun oleh motif kuat yang muncul pada suatu saat. Bruner dan Godman (1947) meminta kepada anak-anak percobaan untuk membandingkan bintik cahaya dengan sejumlah mata uang logam yang berbeda-beda ukuran besarnya. Anak-anak itu ternyata semuanya menaksir lebih ukuran semua mata uang logam itu. Tetapi ternyata, bahwa anak-anak dari keluarga yang miskin taksirannya lebih besar daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang mampu (kaya), lebih-lebih untuk mata uang yang lebih besar nilainya. 
            Jadi, motif, sikap dan bahkan “posisi sosial” sebagaimana tercermin dalam kekayaan keluarga, semuanya mempengaruhi pengamatan kita terhadap dunia sekitar. Oleh karena itu motif dan sikap dipelajari dalam rangka proses sosialisasi, maka pengamatan manusia terhadap “kenyataan” fisik maupun sosial itu didasarkan atas proses interaksi sosial.
            Konsep dasar yang sama mengenai hakikat pengamatan antar pribadi seperti itu tercermin pula dalam karya-karya sosiologi klasik, khususnya dalam konsep Cooley (1902) tentang “cermin diri-pribadi” dan dalam konsep George Mead (1934) tentang dua macam diri, yaitu “aku” dan “kau”. Kedua sarjana itu berpendapat, bahwa dalam diri anak mula-mula berkembang kesadaran tentang dirinya sebagai sesuatu kesatuan yang terpisah dan berbeda dengan lingkungannya karena orang lain merespon dirinya sebagai obyek yang terpisah dan otonom. Apabila dalam diri individu telah berkembang konsep tentang diri, dia akan menjadi sadar tentang dirinya sendiri sebagai obyek dari pengamatannya sendiri sebagai sesuatu yang berbeda dengan dirinya sebagai pengamat. Selanjutnya, evaluasinya tentang dirinya sendiri muncul sebagai pencerminan dari evaluasi orang-orang lain tentang dirinya. Menurut Cooley dan Mead, inti sari dari pada kepribadian individu itu, yakni konsep tentang dirinya, muncul pertama kali dan berkembang selanjutnya melalui proses interaksi sosial dengan orang lain.
            Ada suatu mazhab psikhoterapi (Rogers, 1942) yang secara keseluruhan dibangun di atas teori Mead yang mengatakan bahwa konsep aku itu sangat penting dalam proses penyesuaian diri dan bahwa evaluasi tentang diri sendiri itu mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perubahan-perubahan evaluasi orang lain terhadap dirinya. Belum lama berselang Fiedler dan rekan-rekannya (1959) telah membuktikan bahwa pengamatan antar pribadi itu berhubungan dengan proses penyesuaian dirinya. Dalam penelitiannya bahwa, individu-individu yang melihat dirinya sebagai sama dengan orang-orang lain dengan siapa mereka mempunyai hubungan akrab dan yang dipandang sama oleh orang-orang yang dianggap “penting” akan memperlihatkan penyesuaian pribadi yang lebih baik dari pada orang-orang yang tidak demikian.
            Newcomb (1953) membuktikan bahwa, pengamatan kita terhadap orang lain berkaitan erat dengan sikap mengenai hal-hal yang menyagkut orang lain tersebut. Kita cenderung setuju dengan orang yang kita senangi dan senang kepada orang yang kita setujui. Kita juga cenderung tidak setuju dengan orang yang tidak kita senangi dan tidak senang kepada orang yang kita tidak setujui.





BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Motif merupakan suatu pengertian yang mencukupi semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Sedangkan motif sosial adalah motif yang timbul untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Didalam motif terdapat dua aspek perbedaan sesuai dengan jenisnya yakni, motive biogenetis yaitu motif yang berasal dari kebutuhan biologis sebagai makhluk hidup, motive sosiogenetis adalah motif yang timbul dari individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial.
            Di dalam diri individu untuk meraih keinginannya pasti ada yang memotivasi baik dari internal maupun eksternal. Dengan adanya motivasi itu pastinya setiap diri individu akan lebih giat dan semangat dalam menuju harapannya. Seorang pemimpin harus memberi motivasi terhadap bawahannya. Motivasi terbagi tiga bagian yaitu motivasi dengan kekerasan ini biasa terjadi contohnya dalam Angkatan bersenjata dimana seorang pemimpin akan mengancam para serdadu dengan suatu hukuman, jika mereka tidak atau kurang disiplin. Seperti itulah cara yang digunakan agar mereka disiplin. Motivasi dengan bujukan adalah dengan cara memberikan bujukan atau hadiah, bila orang lain itu mengerjakan sesuatu yang kita perintahkan. Motivasi dengan identifikasi Dalam hal ini mereka berbuat sesuatu dengan suatu rasa percaya diri sendiri bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk mencapat tujuan tertentu, ada keinginan dari dalam diri.

3.2 SARAN
            Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, mohon sampaikan kepada kami.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/MOTIF_SOSIAL.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi







Tidak ada komentar:

Posting Komentar