Setengah
Dekade Langkah Kakiku di IPM
(Kesan
dan Pesan selama berlabuh di IPM)
Muhammad
Fuji Suprapto (NBA: 13.24.30851)
Hai Ipmawan ipmawati
yang saya hormati semoga tetap selalu dalam lindungan-Nya, dan tetap jalankan
tampuk amanah kepemimpinan sesuai dengan AD/ART yang menjadi fundamen bagi
keberlangsungan dan kemajuan keorganisasian Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Ada suatu adagium yang mengatakan berakit-rakit ke hulu, berenang-renang
ketepian yang artinya berusaha atau berupaya terlebih dahulu kemudian kita
menuai hasil kerja keras sesuai dengan seberapa besar pengorbanan yang kita korbankan
untuk suatu hal tersebut. Adagium berakit-rakit ke hulu, berenang-renang
ketepian pastinya dialami oleh sebagian orang sukses di dunia ini tidak
terkecuali saya. Dalam perjalanan karir saya sebagai kader Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM) yang dahulunya tidak mengetahuai apa itu IPM akhirnya pada
saat mengenyam bangku SMA barulah tahu pasti seluk beluk mengenai Ikatan
Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu. Sebenarnya saya sudah tahu nama IPM sejak masa
SMP tetapi tidak tahu secara utuh benefit dari IPM tersebut. Pada tahun
2012 barulah dimulai jejak langkah kakiku untuk mengabdikan diri menjadi kader IPM,
dilantik dan dekret dari ketua pada saat itu artinya saya harus menjalankan
ekspektasi yang ditaruhkan kepada pundak saya sebagai kepercayaan yang telah
diberikan. Disitu (IPM SMA) ada suatu visi misi yang hendak dicapai dan
terealisasi, agar supaya visi misi bisa terwujud semua harus bekerja bersama
secara kolektif kolegial untuk mewujudkannya.
Alhamdulillah pada saat itu saya
aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dari tingkat ranting hingga cabang.
Ditingkat ranting saya membawa panji-panji atas nama PR IPM Singgang dan PR IPM
SMA Muhammadiyah 10 Sugio. Dari kedua ranting tersebut sama-sama memiliki visi
memajukan individu di dalamnya seperti salah satunya programnya yakni
menggalakkan kultum untuk kadernya agar supaya bisa belajar tampil bicara di
depan banyak orang. Dibutuhkan proses disitu, meskipun sepandai-pandainya orang
jika tidak ada pembiasaan untuk tampil di depan audiens pastinya tidak mau
meskipun memiliki knowledge yang lebih. Jadi pembiasaan dan proses diperlukan
untuk hal itu, agar individu bisa memiliki kepercayaan diri yang lebih serta
bisa mengintropeksi diri.
Kepemimpinan dan amanah tidak bisa
dilakukan oleh individu yang tanpa adanya tanggung jawab kolektif didalamnya.
Untuk kemajuan di organisasi perlu adanya rasa kolektif kolegial antara anggota
dan stakeholder, mereka harus berjalan beriringan dalam mewujudkan visi misi
agar terwujud untuk kedepannya. Selama saya mengabdi untuk IPM SMA Muhammadiyah
10 Sugio alhamdulillah bisa berjalan lancar dan sukses dalam mengemban amanah
dikarenakan semua pengurus IPM di SMA saya bekerja bersama dalam mengemban
amanah yang telah ditasbihkan kepada kita semua serta diperlukan rasa
kekeluargaan dalam berorganisasi agar supaya bisa solid kedepannya.
Selama saya ber-IPM alhamdulillah
ada suatu perubahan dalam benak sanubariku, yakni penulis bisa merasa percaya
diri dalam kehidupan sehari-hari tidak minder lagi yang dahulunya malu-malu
kucing sekarang ini tidak lagi, sekarang bisa merasa hidup dengan enjoy dan
bisa memaknai arti hidup yang sesungguhnya. Hidup tidak harus berakselerasi
tetapi mengerti artinya suatu proses yang dimana diri kita melatih agar bisa
sabar, tawakal, dan berdo’a serta menunggu hasil dari proses yang telah kita
lalui dengan baik dengan mengutamakan sifat rasulullah amanah, sidiq, tabligh,
fatanah dan jujur dalam suatu hal kebaikan. Pastinya dengan proses yang telah
dilakukan itu benar insya allah akan menuai hasil yang menjadi ekspektasi dari
setiap individu. Ingatlah bahwa janji allah Tuhan Yang Maha Esa pasti benar
adanya jangan meragukan sedikitpun. Alhamdulillah pada saat itu guide saya di
sekolahan yakni Bapak Ibu Dewan Guru memberikan suatu penanaman agar selalu
berproses dalam suatu hal apapun dan disaat penulis menjadi bagian dari IPM di
SMA selalu diberikan motivasi oleh Guru-guru agar supaya hidup bisa lebih baik
lagi. Sebagai halnya sama seperti yang dikatakan oleh Mantan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Din Syamsudinn yakni “Mengapa tidak menjadi lebih baik lagi?”. Di
dalam perkataan Din Syamsuddin tersebut mengandung sense yang indepth
(mendalam), hal yang diutarakan oleh mantan ketua PP Muhammadiyah tersebut.
Dalam tesis saya bahwa kita harus selalu berintropeksi diri dalam suatu hal
apapun agar supaya bisa menjadi lebih baik lagi, mawas diri dibutuhkan untuk
mengetahui kekurangan dari diri kita masing-masing. Dalam intropeksi tersebut
kita tidak boleh sombong dan membanggakan diri dikarenakan masih ada banyak
kekurangan yang kita miliki dan diri kita sendiri yang harus memperbaiki
kekurangan itu.
Di
dalam berorganisasi di IPM pasti ada kesan dan pesan yang menaunginya. Kesan
dari saya yakni disitu bisa belajar bareng secara intens mengenai suatu
kerjasama dalam satu visi misi yang ingin dituju. Perbedaan adalah hal yang
lumrah terjadi dikarenakan pikiran dari individu yang satu dengan lainnya
berbeda tetapi sama-sama memiliki tujuan yang mulia. Disini bisa sharing
bersama dari pengalaman yang diperolehnya agar supaya rasa keakraban bisa
menimbulkan kekeluargaan di dalamnya. Kesan selanjutnya yakni rasa kekeluargaan
yang begitu erat antara senior dan junior bisa akrab tetapi masih saling
menghargai dan menghormati orang yang lebih tua. Hal ini perlu dibiasakan dalam
menghormati orang yang lebih tua dikarenakan sebagai sopan santun dan moral
yang perlu dilatih untuk itu. Rasa kekeluargaan dibutuhkan bagi suatu
keorganisasian agar supaya individu satu dengan yang lainnya saling mengenal
bukan acuh tak acuh.
Pesan saya untuk PC IPM Sugio yakni
terus tingkatkan belajar dan berkarya dalam memajukan kiprah ghirah
keorganisasian berkemajuan dan mewujudkan kader yang militan bukan ngintilan
(ikut-ikutan). Individu yang ada di dalamnya harus memiliki kontribusi untuk
memajukan roda keorganisasian sehingga menjadi suatu komponen atau sistem yang
utuh kokoh dan berafiliasi. Perbanyak tulisan yang ada di media sosial seperti
artikel, blogspot, wordpres dan lain sebagainya supaya keberadaan IPM banyak
diketahui oleh masyrakat dan kembangkan kemandirian dalam menjalankan IPM agar
berkemajuan, dibutuhkan rasa kepercayaan antar pengurus dan anggota supaya
mereka bisa mengeluarkan kemampuan yang excited di dalamnya. Kepercayaan dalam
menjalankan organsasi bisa membuat individu lebih lues dan terbuka. Pesan
selanjutnya yakni perlunya revolusi mental sehingga para kader memiliki
semangat yang membara dan keinginan untuk memajukan IPM lebih baik lagi dari hari
kemarin. Sasaran dari revolusi mental ini adalah individu maka dari itu
biasakan individu untuk mengemukakan pendapat. Mindset dari setiap individu
harus diubah jangan malu-malu dalam menyampaikan aspirasi yang dimiliki, siapa
tau kelompok yang biasanya diam tetapi memiliki pemikiran yang cemerlang hanya
saja mereka malu untuk berbicara. Pesan yang terakhir yakni tetap semangat
dalam menjalankan roda keorganisasian solid yang diharapkan, semua harus
memiliki visi kedepan untuk maju lebih baik dihari kemudian. Tetaplah jadi organisasi
yang selalu menginspirasi dan bermanfaat bagi semua, serta tanamkan pada
individu untuk tetap menjalankan atau mengamalkan Al-Qur’an dan Sunah sehingga
bisa hidup yang sukses, berhasil dan bahagia baik di dunia maupun diakhirat.
Tetaplah di jalan Allah SWT supaya bisa menciptakan “baldatun thayibatun
warabbun ghofur” untuk semuanya lebih sejahtera kedepannya. Akhir kata “Nuun
walqolami wama yasturun” salam berkemajuan untuk kita semua supaya menjadi
orang yang berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar